JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan penyedia angkutan sewa PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengembangkan teknologi untuk memperkuat pasar. Peluncuran aplikasi My Blue Bird dinilai memberi pengalaman yang memudahkan konsumen dan berkontribusi bagi pendapatan Blue Bird.
”Tahun ini, belanja modal yang kami tetapkan sebesar Rp 1,5 triliun, dan 10-15 persen di antaranya kami alokasikan untuk pengembangan teknologi, termasuk pengembangan aplikasi My Blue Bird,” kata Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Direktur Keuangan Blue Bird Sandy Permadi menambahkan, pengembangan teknologi mendukung program transformasi perusahaan dan menjadi upaya menjawab tantangan bisnis.
Dalam RUPS ini, Noni diangkat menjadi direktur utama, menggantikan Purnomo Prawiro yang memasuki masa purnabakti.
Pengembangan teknologi juga dilakukan Blue Bird melalui penggunaan mobil listrik merek BYD dan Tesla yang diluncurkan pada April lalu. Blue Bird mengucurkan Rp 40 miliar untuk pengadaan 30 unit armada mobil listrik dan instalasi kelistrikan. Direncanakan, pada 2020 Blue Bird bisa mengadakan 200 unit mobil listrik.
Tahun ini, belanja modal ditetapkan sebesar Rp 1,5 triliun, dan 10-15 persen di antaranya dialokasikan untuk pengembangan teknologi, termasuk pengembangan aplikasi My Blue Bird. (Noni Purnomo, Direktur Utama Blue Bird)
Dalam beberapa tahun terakhir, ujar Noni, perseroan menghadapi berbagai tantangan dan perubahan besar yang terjadi dengan sangat cepat sehingga mengubah cara perseroan dalam menjalankan operasi. Kehadiran layanan Angkutan Sewa Khusus (ASK), atau yang lebih populer dengan istilah taksi dalam jaringan, membawa tantangan baru baik dari sisi cara berkompetisi, penggunaan teknologi, maupun perubahan perilaku konsumen.
”Keberadaan taksi daring ini memang menjadi tantangan bagi kami. Namun, kami berkolaborasi dengan penyedia taksi daring. Kolaborasi ini membuat akses konsumen kepada layanan kami semakin besar. Saat ini, 70 persen akses konsumen pada layanan kami masih melalui aplikasi My Blue Bird, menghubungi pusat layanan kami, dan stop di jalan,” kata Noni.
Intensif
Sementara Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengatakan, perseroan akan lebih intensif membuka layanan taksi dan nontaksi di kota-kota baru. ”Kami juga memperbanyak layanan taksi dan nontaksi ke bandara, baik di Jakarta maupun di kota-kota lain, seperti Yogyakarta dan Bandung,” kata Adrianto.
Dalam kesempatan itu, Blue Bird mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp 73 per lembar saham. Total laba komprehensif pada 2018 meningkat 9,68 persen menjadi Rp 462,54 miliar. (ARN)