Massa diduga melempari Gedung Bawaslu menggunakan batu kali.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sudut Gedung Badan Pengawas Pemilu yang berada di sisi Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, rusak akibat lemparan batu perusuh. Lima jendela pecah dan tiga alat penyejuk udara rusak.
Pada Rabu (22/5/2019) malam, massa yang menyikapi hasil penetapan Pemilu 2019 bentrok dengan pasukan Brigade Mobil (Brimob) Polri. Orator yang berada di atas mobil komando tidak lagi mampu mengendalikan massa.
Massa melempari polisi dengan petasan dan batu, yang direspons dengan tembakan gas air mata untuk mengurai mereka. Kerusuhan baru mereda pada Rabu malam.
Petugas keamanan Bawaslu, Andri S, menyatakan, kerusakan diakibatkan lemparan batu dari massa. ”Itu sepertinya pakai batu kali yang banyak dijual di tepi jalan,” katanya, Kamis.
Satu anjungan tunai mandiri (ATM) di dekat pos satpam juga remuk. Kacanya pecah. Mesin ATM itu tidak berfungsi.
Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, yang ditemui di dekat gedung rusak, belum bisa menilai total kerugian. Ia datang melihat bersama Ketua Bawaslu Abhan.
Abhan menyatakan, Bawaslu ikut berdukacita atas jatuhnya korban dalam aksi massa dua hari terakhir. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, hingga Rabu siang, enam orang meninggal akibat bentrokan dengan aparat.
Pada kesempatan ini, Abhan menyatakan, Bawaslu akan tetap menindaklanjuti laporan dari peserta pemilu. Bawaslu akan memulai persidangan pada Senin depan. Berdasarkan catatan Kompas, sedikitnya ada 20 laporan yang masuk ke Bawaslu.
Berdasarkan pantauan, efek gas air mata masih terasa di sekitar Bawaslu. Mata perih dan kulit wajah terasa panas.
Di sisi lain, polisi masih menjaga ketat area ini. Empat ruas jalan yang mengarah ke Gedung Bawaslu masih ditutup untuk umum. Barikade kawat berduri masih terpasang di depan Bawaslu.