Otoritas sepak bola dunia, FIFA, secara resmi membatalkan rencana penggunaan 48 peserta pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Turnamen empat tahunan tersebut tetap akan diikuti 32 negara yang ambil bagian.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
ZURICH, KAMIS — Otoritas sepak bola dunia, FIFA, secara resmi membatalkan rencana penggunaan 48 peserta pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Turnamen empat tahunan tersebut tetap akan diikuti 32 negara yang ambil bagian.
Rencana penambahan peserta dari 32 tim menjadi 48 tim diusulkan Presiden FIFA Gianni Infantino pada Januari lalu di Dubai, Uni Emirat Arab. Setelah melalui proses konsultasi menyeluruh, FIFA membatalkan rencana itu.
”(Turnamen) akan tetap seperti yang direncanakan semula dengan 32 tim dan tidak ada proposal yang akan diajukan pada Kongres FIFA berikutnya pada 5 Juni,” demikian pernyataan FIFA pada Kamis (23/5/2019).
Sebuah studi kelayakan yang diajukan ke Kongres FIFA pada Maret lalu di Miami, Amerika Serikat, menyebutkan, Piala Dunia dengan 48 tim akan menghasilkan pemasukan tambahan 300 juta-400 juta dollar AS. Sementara FIFA akan mendapatkan pemasukan tambahan dari hak siar televisi sebesar 120 juta dollar AS, hak pemasaran sebesar 150 juta dollar AS, dan 90 juta dollar AS dari penjualan tiket.
Dengan penambahan jumlah peserta, negara tetangga Qatar harus menyisihkan blokade yang telah berlangsung selama dua tahun. Mereka harus membantu tuan rumah Qatar. ”Keterlibatan negara-negara pada turnamen tersebut di Qatar menyiratkan pencabutan blokade, khususnya pembatasan pergerakan orang dan barang,” demikian studi kelayakan tersebut.
Akan tetapi, rencana penambahan peserta itu ditentang klub-klub sepak bola Eropa pada Maret lalu. Mereka akan memboikot turnamen Piala Dunia antarklub yang menurut rencana diikuti 24 tim untuk menggantikan turnamen Piala Konfederasi yang selama ini diselenggarakan sebelum Piala Dunia berlangsung. Piala Dunia antarklub tersebut menurut rencana berlangsung pada Juni dan Juli 2021.
FIFA mengatakan telah memeriksa kemungkinan Qatar menjadi tuan rumah turnamen yang diikuti 48 tim. Namun, berdasarkan studi yang dilakukan, penambahan peserta akan berdampak pada kebutuhan logistik negara yang menjadi tuan rumah.
Keputusan tersebut bertolak belakang dengan rekomendasi FIFA pada Maret lalu yang ingin menaikkan jumlah peserta menjadi 48 negara. Mereka ingin penambahan jumlah peserta tersebut harus dilakukan jelang Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Bahkan, FIFA telah menunjuk negara yang akan mendukung Qatar untuk menjadi tuan rumah. Negara tersebut diduga akan menjadi sasaran embargo dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutu mereka.
Komite Tertinggi Qatar yang diberikan tugas untuk mengorganisasi turnamen Piala Dunia 2022 sesungguhnya telah mendukung FIFA untuk perluasan jumlah tim. ”Qatar selalu terbuka terhadap gagasan perluasan turnamen. Perluasan ini adalah kepentingan sepak bola dan Qatar sebagai tuan rumah,” kata komite tersebut.
Akan tetapi, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menilai lebih dalam sebelum batas waktu bulan Juni. Karena itu, mereka tidak mengejar opsi penambahan jumlah tim tersebut lebih jauh. Dengan waktu yang singkat tersebut, mereka memastikan Piala Dunia dengan 32 peserta adalah turnamen yang terbaik dan membuat seluruh negara Arab bangga.
Adapun Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memutuskan semua hubungan dengan Qatar pada Juni 2017 karena Qatar mendukung Iran dan kelompok-kelompok Islam. Qatar menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan Arab Saudi serta sekutunya bertujuan memicu perubahan pemerintahan di emirat.
Negara-negara Teluk seperti Kuwait dan Oman belum berpihak kepada siapa pun. Namun, Oman telah mengatakan pada April lalu bahwa mereka tidak siap menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.