Perhatian investor tertuju pada perkembangan kondisi keamanan di Jakarta pascapenetapan hasil Pemilu 2019. Kericuhan jadi sentimen negatif yang menghambat penguatan Indeks Harga Saham Gabungan.
Pada perdagangan Rabu (22/5/2019), IHSG ditutup pada 5.939,636 atau melemah 0,197 persen. Akan tetapi, investor asing justru membukukan beli bersih Rp 702,92 miliar kemarin. Sejak awal tahun, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 56,832 triliun.
Adapun nilai tukar berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Rabu, Rp 14.488 per dollar AS. Nilai tukar ini merupakan yang terlemah sejak awal 2019.
”Kericuhan menahan tren penguatan IHSG," kata Kepala analis Valbury Sekuritas Indonesia, Alfiansyah, di Jakarta.
Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, IHSG menguat yang terdorong antusiasme pasar terhadap hasil Pemilu 2019.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi, meyakini, kericuhan di Jakarta tidak akan berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG. Apalagi, aparat keamanan dan pemerintah segera bertindak untuk mengembalikan stabilitas keamanan.
Mekanisme perdagangan saham dipastikan tetap normal karena infrastruktur perdagangan pasar modal sudah ada di zona aman.
Secara terpisah, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo menuturkan, Rapat Dewan Komisioner OJK yang hasilnya dirilis Rabu menunjukkan, stabilitas sektor jasa keuangan terjaga.
Nilai tukar
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah menyebutkan, tekanan terhadap rupiah karena permintaan domestik terhadap dollar AS untuk kebutuhan impor dan repatriasi dividen. "Kami berupaya menjaga stabilitas nilai tukar dengan berada di pasar," katanya.
Kepala Ekonom PT Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja berpendapat, permintaan dollar AS sepanjang triwulan II, terutama pada April dan Mei, biasanya lebih tinggi. Kebutuhan ini untuk membayar dividen ke luar negeri dan utang luar negeri.
"Pada saat yang sama, mata uang negara-negara berkembang sedang melemah terhadap dollar AS," katanya. (DIM/IDR)