Stasiun Palmerah dan Tanah Abang Beroperasi Normal Kembali
PT Kereta Commuter Indonesia mengoperasikan kembali Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dua stasiun ini sempat ditutup akibat demonstrasi menolak hasil pemilu di sekitar kawasan Tanah Abang. Masyarakat sudah beraktivitas normal seperti hari biasa, begitu pun juga aktivitas perdagangan sekitar stasiun.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO / BENEDIKTUS KRISNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Kereta Commuter Indonesia mengoperasikan kembali Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dua stasiun ini sempat ditutup akibat demonstrasi menolak hasil pemilu di sekitar kawasan Tanah Abang. Masyarakat sudah beraktivitas normal seperti hari biasa, begitu pun juga aktivitas perdagangan sekitar stasiun.
VP Corporate Communication PT KCI Anne Purba dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, di Jakarta, Kamis (23/5/2019), mengatakan, mulai jadwal keberangkatan pertama hari ini, para pengguna komuter sudah bisa naik atau turun di Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang karena suasana di sekitar kawasan tersebut sudah kembali kondusif.
"Pengguna komuter untuk relasi Rangkasbitung, Maja, Parungpanjang, Serpong menuju ke Tanah Abang, serta rute komuter relasi Bogor, Depok, Nambo, dan Duri, Jatinegara, semua telah kembali normal," ujar Anne.
Sebelumnya, Stasiun Tanah Abang sempat ditutup sementara dan Stasiun Palmerah disarankan untuk tidak digunakan demi kepentingan keamanan. Meskipun demikian, lanjut Anne, PT KCI akan terus mengikuti perkembangan situasi di sekitar stasiun-stasiun yang dekat dengan pusat aktivitas kelompok massa.
Untuk itu, para pengguna komuter diimbau juga tetap mengikuti perkembangan informasi terkini mengenai operasional dan layanan komutet dari petugas di stasiun, petugas di dalam komuter, maupun media sosial resmi PT KCI.
Beraktivitas normal
Pantauan Kompas, pengguna komuter di Stasiun Tanah Abang kembali ramai seperti biasa. Bahkan, pedagang kaki lima yang kemarin tidak ada di sekitar stasiun, kini mereka berjualan kembali dengan mengokupasi trotoar.
Heri Retno Indrijani (52), aparatur sipil negara di Kementerian Pariwisata, menuturkan, pada Rabu kemarin, ia tidak bisa menumpang kereta dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Rawabuntu karena stasiun itu ditutup untuk keamanan. Akhirnya, Retno menumpang taksi bertiga bersama temannya dari kantor menuju rumah di bilangan Bumi Serpong Damai.
"Biasanya hanya bayar kereta Rp 3.500, kemarin naik taksi total Rp 200.000. Untung bisa patungan bertiga sehingga cuma bayar sekitar Rp 60.000 per orang," ujar Retno.
Meski demikian, Retno mengapresiasi keputusan PT KCI yang telah menutup sejumlah stasiun. Sebab, lokasi stasiun-stasiun itu sangat berdekatan dengan aksi demonstrasi. "Ini, kan, untuk keselamatan kami juga sebagai pengguna komuter," ujar Retno.
Sementara itu, salah satu pegawai swasta di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Akbar Faisal (31), mengatakan, dirinya sempat kebingungan setelah mendapatkan informasi ada penutupan Stasiun Tanah Abang akibat demonstrasi. Tanpa pikir panjang, dia yang saat itu naik ojek dalam jaringan (online) harus kembali lagi ke arah Harmoni dan memesan taksi daring menuju rumah.
"Jadi kemarin sempat ke sini tetapi setelah tahu ditutup, langsung balik lag arah Harmoni. Pada dasarnya kalau memang darurat, saya tak masalah," ujar Akbar yang tinggal di kawasan Jurang Mangu.