Tiket kapal Pelayaran Laut Indonesia dari Ambon ke sejumlah daerah di Maluku ataupun luar Maluku periode 25 Mei-2 Juni 2019 sudah ludes terjual. Hal ini diduga dipengaruhi tingginya harga tiket pesawat untuk periode yang sama. Warga yang tak kebagian tiket berharap ada penambahan kapal.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Tiket kapal Pelayaran Laut Indonesia dari Ambon ke sejumlah daerah di Maluku dan luar Maluku periode 25 Mei-2 Juni 2019 ludes terjual. Hal ini diduga dipengaruhi tingginya harga tiket pesawat untuk periode yang sama. Warga yang tak kebagian tiket berharap ada penambahan kapal.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas di loket penjualan tiket Kantor PT Pelayaran Laut Indonesia (Pelni) Cabang Ambon pada Kamis (23/5/2019), tiket yang ludes terjual adalah KM Dobonsolo tujuan Sulawesi Tenggara-Sulawesi Selatan-Jawa Timur-Jakarta yang berangkat pada 25 Mei. Tiket KM Gunung Dempo, KM Ciremai, dan KM Tidar yang masing-masing diberangkatkan pada 27 Mei, 30 Mei, dan 1 Juni dengan rute dari Ambon ke beberapa pelabuhan di Sulawesi dan Pulau Jawa juga habis terjual.
Kondisi serupa terjadi untuk tiket kapal dari Ambon ke sejumlah daerah di Maluku. KM Nggapulu tujuan Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru yang berangkat pada 27 Mei serta KM Pangrango dengan rute Ambon ke Kepulauan Banda dan Kepulauan Geser pada 28 Mei juga penuh. Kondisi ini membuat banyak orang bisa tidak dapat merayakan Lebaran di kampung halaman.
Kasim Laipu, petugas loket tiket, mengatakan, pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada warga yang tidak kebagian tiket. Ada alternatif yang disiapkan, yakni membeli tiket tanpa nomor tempat tidur. Untuk tidur, pilihannya adalah lorong, pinggir kapal, dan ruang terbuka di luar kamar lainnya. Namun, kuota tambahan itu belum dipastikan jumlahnya.
Penjelasan itu tidak cukup melegakan calon penumpang. Mereka masih saja kecewa. ”Kapal satu-satunya pilihan kami. Kami tidak mampu beli tiket pesawat. Harganya sangat mahal. Diharapkan ada kapal lain yang disiapkan pemerintah,” kata La Amin (45). Ia berencana mudik bersama istri dan tiga anak ke Baubau, Sultra.
Menurut dia, pemerintah seharusnya sudah dapat memprediksi lonjakan jumlah penumpang yang biasanya terjadi setiap tahun. Hingga kini, lonjakan penumpang tidak diimbangi dengan ketersediaan kapal. Khusus tahun ini, kenaikan jumlah pemudik diperkirakan lebih tinggi mengingat harga tiket pesawat yang mencekik. Akibatnya, pemudik ramai-ramai menggunakan kapal laut.
”Sudah sering terjadi seperti ini, dari dulu. Pemerintah pusat sepertinya masih setengah hati,” tambah Irwan (34), warga Ambon yang tak kebagian tiket kapal.
Perbandingan harga tiket kapal dengan pesawat dari Ambon terbilang mencengangkan. Harga kapal rute Ambon-Namlea-Pulau Buru dibanderol Rp 71.000 per orang untuk lama perjalanan 7 jam.
Harganya lebih dari lima kali lipat bila menggunakan pesawat. Untuk penerbangan Kamis (30/5/2019), harga tiket pesawat Ambon-Namlea mencapai Rp 400.400 per orang dengan lama perjalanan 30 menit.
Harga tiket untuk luar Ambon juga fantastis. Harga tiket kapal Ambon-Surabaya mencapai Rp 521.000 per orang dengan lama perjalanan tiga hari. Sementara bila menggunakan pesawat, pemudik harus mengeluarkan ongkos Rp 4,1 juta bila berangkat pada Kamis (30/5). Durasi perjalanannya sekitar 2 jam.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Frans J Papilaja mengatakan akan menggelar mudik gratis dari Ambon ke Kepulauan Banda, Pulau Buru, Pulau Seram, dan Kepulauan Lease. Tujuannya, memfasilitasi pemudik merayakan Lebaran tepat waktu. Kuota mudik gratis yang disediakan untuk 4.000 orang.
Kali ini, Frans menjamin kapal yang digunakan untuk mengangkut peserta mudik gratis dalam keadaan laik jalan. Berkaca pada mudik tahun lalu, kapal yang mengangkut pemudik gratis dari Ambon ke Kabupaten Seram Bagian timur mogok di tengah laut. Akibatnya, kapal harus ditarik pulang kembali ke Ambon.