Aktivitas Ekonomi di Area Sekitar Gedung Bawaslu Kembali Menggeliat
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertokoan dan perkantoran di area sekitar Gedung Bawaslu mulai beroperasi, Jumat (24/5/2019), sejak tutup dalam dua hari terakhir. Mereka menilai situasi sudah cukup kondusif sehingga harus kembali beraktivitas seperti sediakala.
Pasar blok A, B, C, hingga G Tanah Abang kembali buka seperti biasa. Pedagang kaki lima juga sudah kembali membuka lapaknya di area sekitar Stasiun Tanah Abang dan Jembatan Multiguna. Jalan-jalan di area Pasar Tanah Abang kembali dipenuhi pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor.
Pertokoan, hotel, dan perkantoran di Jalan KH Wahid Hasyim juga sudah kembali beroperasi. Namun, akses jalan menuju simpang Gedung Sarinah ditutup oleh pihak kepolisian. Kendaraan harus memutar balik ke arah Pasar Tanah Abang ataupun melewati jalan alternatif, seperti Jalan Kampung Bali ataupun Jalan Kebon Kacang.
Beberapa toko di area pertokoan Gedung Sarinah juga sudah mulai beroperasi. Namun, pertokoan utama Gedung Sarinah masih tutup.
Sebagian toko, restoran, dan kedai kopi di Jalan Sabang juga sudah mulai beroperasi normal. Akan tetapi, masih ada juga sebagian yang masih tutup.
Pusat perbelanjaan Mal Grand Indonesia bahkan tetap beroperasi seperti biasa. Hanya saja saat Rabu (22/5/2019) mal hanya beroperasi hingga pukul 15.00.
Berbeda halnya dengan pusat perbelanjaan yang berada di seberangnya, Plaza Indonesia, yang tidak beroperasi sejak tiga hari terakhir.
Roda perekonomian
Abdulah (45), pedagang daster di depan Pasar Blok B Tanah Abang, mengatakan, dirinya dan sebagian besar pedagang harus segera menjalankan lagi aktivitasnya.
”Kami ini pedagang, bukan karyawan atau buruh. Kalau tidak buka lapak, ya tidak dapat uang. Maka, harus segera dagang,” ujarnya.
Dua hari tidak membuka lapaknya, Abdulah kehilangan omzet hingga Rp 3 juta- Rp 4 juta.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, kondisi Jakarta harus normal seperti sediakala. Sebab, kerusuhan terjadi di jantung Ibu Kota sehingga mengganggu roda perekonomian.
”Ibu Kota yang tidak kondusif sangat berdampak pada aktivitas bisnis dan perdagangan. Kami harap keadaan bisa kembali normal sehingga bisa mendorong ekonomi dan pembangunan,” ujar Sarman.