Naomi Osaka berusaha menghilangkan perspektif bahwa lapangan tanah liat tak bersahabat dengannya. Musim ini, dia memperoleh statistik menang-kalah terbaik di tanah liat sebelum tampil pada Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni.
Oleh
Yulia Sapthiani
·2 menit baca
PARIS, RABU — Naomi Osaka berusaha menghilangkan perspektif bahwa lapangan tanah liat tak bersahabat dengannya. Musim ini, dia memperoleh statistik menang-kalah terbaik di tanah liat sebelum tampil pada Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni.
Petenis putri nomor satu dunia itu bermodalkan tujuh kali menang dan sekali kalah dari turnamen WTA di Stuttgart, Madrid, dan Roma sebelum tiba di Roland Garros, Paris, dan memulai latihan, Rabu (22/5/2019). Catatan ini lebih baik daripada 3 menang dan 3 kalah pada 2018, 5-5 (2017), dan 3-3 (2016).
”Saya berusaha fokus ke depan daripada melihat ke belakang. Tentu saya senang dengan hasil yang diperoleh saat ini. Tetapi, itu tak boleh menghentikan saya untuk tetap bekerja keras,” kata Osaka (21).
Musim ini, Osaka hanya kalah di Madrid. Perjalanannya di Stuttgart terhenti sebelum semifinal akibat cedera otot perut. Cedera lengan membuatnya mundur sebelum perempat final Roma. Namun, kondisi tersebut tak terlihat menyulitkan Osaka saat berlatih, Rabu siang, di bawah terik matahari.
Disorot kamera televisi dan fotografer di sekitar lapangan, Osaka berlatih sambil sesekali bergurau dengan Jermaine Jenkins, pelatih yang mendampinginya sejak Februari. Jenkins menggantikan Sascha Bajin yang mengantarkannya menjuarai Grand Slam AS Terbuka 2018 dan Australia Terbuka 2019 serta menjadi petenis nomor satu dunia.
Selain berlatih drop shot dan drive berulang-ulang, petenis Jepang keturunan Haiti itu terlihat nyaman berlari sambil berseluncur untuk mengejar bola. Licinnya lapangan tanah liat membuat petenis harus meluncur untuk mengejar bola yang biasanya diarahkan dengan sudut-sudut lebar.
Kepada jurnalis yang menantinya, Osaka mengatakan, dia harus berusaha menyesuaikan diri, secara teknis dan mental, untuk tampil di tanah liat.
”Tahun lalu, saya berpikir lebih menyukai lapangan keras daripada tanah liat. Namun, saya tak bisa menghindar dari persaingan di sini. Jadi, tahun ini, saya berusaha keras untuk tampil lebih baik di tanah liat,” ujarnya.
Dia juga makin nyaman bergerak di lapangan. Dia sudah bisa mengubah kebiasaan dari berseluncur setelah memukul bola menjadi berseluncur untuk memukul bola.
Angka-angka yang menunjukkan perkembangan kemampuannya tampil di tanah liat seharusnya bisa membawa Osaka pada hasil yang lebih baik di Roland Garros. Sejak debut pada 2016, Osaka belum mampu melewati babak ketiga Perancis Terbuka. Musim 2018, dia dihentikan Madison Keys pada babak ketiga.
Ditempatkan sebagai unggulan teratas di arena Grand Slam untuk pertama kalinya, Osaka akan bersaing dengan beberapa unggulan, seperti juara bertahan Simona Halep dan juara WTA Roma, Karolina Pliskova. Pliskova menjadi satu dari hanya tiga petenis putri yang menjuarai dua turnamen pada 2019. Terbukanya persaingan di arena tenis putri melahirkan 18 juara dari 21 turnamen. (AFP)