JAKARTA, KOMPAS - Pengelola jalan tol mengeluarkan kebijakan menurunkan tarif tol sebesar 15 persen untuk pemudik Lebaran. Diskon itu diluar puncak arus mudik dan balik. Tujuannya untuk memecah penumpukan kendaraan yang biasanya bergerak pada arus puncak.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit dihubungi Sabtu (25/5/2019) mengatakan pihaknya menyambut baik inisiatif operator untuk memberikn diskon. Tidak saja ikut memberikan kebahagian tambahan bagi mereka yang merayakan idul fitri tetapi juga penetapan diskon pada masa diluar puncak mudik akan memberikan insentif untuk redistribusi arus kendaraan.
"Dengan demikian pemuncakan lalulintas bisa berkurang," kata Danang.
Danang menambahkan, belum bisa diperkirakan seberapa efektif penurunan kecamaten di hari puncak mudik dengan menurunkan tarif tol. Dampak kebijakan baru ini baru diketahui saat di lapangan nanti.
Danang berharap, distribusi kendaraan lebih merata. Kebijakan ini telah disosialisasi kepada warga melalui media massa dan medoa sosial.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) telah mengumumkan diskon tarif tol 15 persen diberlakukan pada semua ruas jalan tol di Indonesia, yakni tanggal 27 Mei pukul 00.00 sampai 29 Mei pukul 23.59 dan 10 Juni pukul 00.00 sampai 12 Juni pukul 23.59.
Ketua Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani mengatakan, diskon tarif tol memang diberikan di luar periode puncak arus mudik dan balik Lebaran. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 30 Mei-2 Juni, sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 7-9 Juni.
Berdasarkan rencana operasi transportasi Lebaran Kementerian Perhubungan, sebanyak 14,9 juta orang dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) akan mudik ke berbagai provinsi.
Namun, daerah paling banyak jadi tujuan adalah Jawa Tengah sebanyak 5.615.408 orang atau 37,68 persen, Jawa Barat sebanyak 3.709.049 orang atau 24,89 persen, dan Jawa Timur sebanyak 1.660.625 orang atau 11,14 persen.
Pemudik dari Jabodetabek diprediksi akan menggunakan bus dan mobil pribadi sebanyak 8.760.036 orang. Sebanyak 1,4 juta kendaraan diperkirakan akan keluar dari Jakarta dan sebagian besar akan masuk ke jalan tol.
Sementara itu Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Polisi Refdi Andri mengatakan, untuk menekan kemacetan di Trans Jawa, akan diterapkan sistem one way atau satu jalur.
Kebijakan satu arah akan diterapkan di tol Trans Jawa pada 30 Mei hingga 2 Juni 2019 atau H-7 sampai H-3 dimulai dari kilometer 29 Cikarang Utama sampai kilometer 262 pintu keluar Brebes.