"Give Back Sale", Solidaritas untuk Membantu Perempuan Korban
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai kekerasan yang menimpa perempuan telah menggerakkan masyarakat untuk mendukung upaya penyelesaian kasus tersebut, hingga memberikan keadilan bagi perempuan korban. Sejak tahun 2000 hadir Pundi Perempuan yang merupakan solidaritas yang menggerakkan masyarakat untuk memberikan donasi kepada para perempuan korban.
Pundi Perempuan yang merupakan upaya penggalangan dana bagi lembaga pengada layanan yang bekerja untuk pendampingan perempuan korban kekerasan. Salah satu program Pundi Perempuan adalah Give Back Sale (GBS), sebuah acara galang dana melalui penjualan barang-barang layak pakai dan barang-barang baru yang telah diselenggarakan sejak tahun 2016.
GBS digelar oleh Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada 22-24 Mei 2019 di Ke:Kini (Ruang Bersama) di Jalan Cikini Raya 43 Jakarta.
“Tahun 2019 ini merupakan GBS yang ke-tujuh,” ujar Direktur Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), Anik Wusari di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Dana yang digalang melalui GBS akan disalurkan Pundi Perempuan ke Women’s Crisis Center (WCC), sebuah kumpulan individu, komunitas, dan lembaga pengada layanan yang membantu perempuan korban kekerasan, perempuan pekerja kemanusiaan, dan komunitas atau organisasi perempuan di Indonesia.
Menurut Anik, dari tahun ke tahun animo pendonasi maupun pembeli dalam acara GBS terus meningkat. Bahkan, tahun 2019 ini selain mengumpulkan barang-barang layak pakai dan barang-barang baru yang berasal dari donasi publik, GBS juga menjalin kerja sama perdana dengan perusahaan mal daring Blibli.com yang telah mendonasikan produk-produk fesyen untuk dijual di GBS.
Adapun, barang donasi publik yang dikumpulkan sejak 10 Mei 2019 bermacam-macam mulai dari pakaian, sepatu, tas, aksesoris, hingga mainan anak, buku, dan lain sebagainya. “Antusiasme masyarakat untuk berdonasi sangat tinggi. Ini menandakan bahwa kepedulian masyarakat terhadap persoalan terutama kekerasan yang dialami perempuan semakin meningkat,” katanya.
Luviana, Koordinator Pengetahuan dan Komunikasi IKa, menyatakan melalui GBS, masyarakat terutama perempuan tidak sekadar berdonasi atau membeli barang-barang, tetapi juga ikut berkampanye dalam upaya mencegah kekerasan terhadap perempuan. Solidaritas terhadap perempuan korban kekerasan terus tumbuh.
“Donasi ini sangat bermanfaat bagi perempuan korban, terutama membantu mereka saat menghadapi kasus, seperti proses visum, saat bolak-balik ke kepolisian, pengadilan, dan proses lainnya,” tambah Luvi.
Sejumlah korban selama ini telah mendapatkan manfaat dari Pundi Perempuan. Lembaga Bantuan Hukum APIK Jakarta, misalnya pada tahun 2014 menerima dana Pundi Perempuan sebesar Rp 15 juta. “Dana itu diperuntukkan untuk perempuan korban kekerasan yang pada tahun itu perhatian pemerintah masih minim,” kata Direktur LBH APIK Siti Mazumah.
Selain berdonasi barang, sejumlah perempuan selama GBS berdonasi dengan cara berbeda, yakni memberikan keahliannya misalnya membuka lokakarya atau layanan lain seperti membaca tarod. Hasilnya diserahkan untuk Pundi Perempuan.
Sejumlah orang yang datang berbelanja mengaku sangat senang karena barang-barang yang dijual dalam GBS menarik dan harganya murah mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 150.000. "Banyak yang bagus-bagus, seperti baju batik ada yang hanya Rp 30.000," ujar Siti (37), warga Jakarta, yang tanpa sengaja lewat di tempat GBS.
Bentuk dukungan
Bagi perusahaan yang mengelola mal daring, ikut dalam GBS merupakan bentuk dukungan terhadap perlindungan perempuan di Tanah Air karena perempuan merupakan bagian penting bangsa Indonesia. “Kami berharap partisipasi kami melalui donasi pakaian dalam Give Back Sale 2019 akan bermanfaat dan hasilnya dapat membantu program perempuan dan Women’s Crisis Center,” kata Lisa Widodo.
Komisioner Komnas Perempuan Budi Wahyuni dan Adriana Venny Aryani menyatakan apresiasi yang tinggi bagi para pendonasi dan juga pembeli yang sama-sama memberikan kontribusi untuk membantu perempuan korban kekerasan.
Perhatian terhadap perempuan kekerasan menjadi penting, menyusul data kasus kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat. Data dari Komnas Perempuan menyebutkan tahun 2013 terdapat 279.688 kasus kekerasan terhadap perempuan, di tahun 2016 (321.725 kasus) dan tahun 2017 (348.446 kasus). Terakhir tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 14 persen atau berjumlah 406.178 kasus.
Kekerasan yang terhadap perempuan terjadi berbagai ranah, seperti di ranah privat yang terjadi dalam lingkup rumah tangga, pelaporan kasus marital rape (perkosaan dalam perkawinan), inses (perkosaan oleh orang yang memiliki hubungan darah), selain di luar rumah tangga.
Perempuan juga mengalami kekerasan dalam pacaran, penggunaan teknologi untuk menyebarkan konten-konten yang merusak reputasi korban, kekerasan yang terjadi pada perempuan atau anak dengan kebutuhan khusus dan kelompok minoritas, serta kekerasan akibat pemberlakuan kebijakan diskriminatif, kebijakan tata ruang dan eksploitasi sumber daya alam.
Sistem hibah
Pundi Perempuan merupakan women’s fund (dana hibah perempuan) pertama di Indonesia yang hadir dalam konteks persoalan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. IKa dan Komnas Perempuan menyalurkan donasi di Pundi Perempuan melalui sistem hibah terbuka untuk Women’s Crisis Center yang selama ini mengelola rumah aman dan mendampingi para perempuan korban kekerasan.
Selama ini sebanyak 90 organisasi/ individu sudah menerima dana hibah Pundi Perempuan yang terdiri dari: 78 organisasi layanan, 3 organisasi korban, 5 individu pekerja kemanusiaan dan 4 dana bergulir bagi pengembangan ekonomi perempuan.
Pundi Perempuan digagas oleh Komnas Perempuan pada tahun 2001, dan mulai tahun 2003 dikelola bersama IKa, menghadirkan model hibah yang memberdayakan sesuai dengan nilai-nilai perubahan sosial yang diharapkan.