NANNING, KOMPAS - Perjalanan Indonesia dalam kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman terhenti di semifinal. Indonesia tak kuasa menghadapi Jepang yang turun dengan kekuatan merata di semua nomor. Tim Merah Putih kalah, 1-3, pada semifinal yang berlangsung di Guangxi Sports Center, Nanning, China, Sabtu (25/5/2019).
Satu-satunya kemenangan Indonesia didapat dari ganda putra, nomor yang memang menjadi andalan Tim Merah Putih. Hanya nomor itu pula, pemain Indonesia unggul dalam peringkat dunia, yaitu melalui Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di puncak peringkat. Mereka membuka semifinal melawan Jepang dengan kemenangan.
Setelah itu, Indonesia tak dapat menahan kekuatan Jepang pada nomor tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putri. Pemain-pemain Jepang unggul dalam peringkat dunia melalui nomor itu. Mereka bahkan memiliki pemain nomor satu dunia pada tunggal putra, Kento Momota, dan ganda putri, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Poin dari mereka, ditambah kemenangan dari Akane Yamaguchi di tunggal putri mengantarkan Jepang menuju final untuk melawan China, pada Minggu. Sementara itu, Indonesia kehilangan angka dari Gregoria Mariska Tunjung, Anthony Sinisuka Ginting, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Laga ganda putri pada partai keempat menjadi penentu perjalanan kedua tim. Greysia/Apriyani memberi perlawanan ketat pada Matsumoto/Nagahara, namun akhirnya tetap kalah, 15-21, 17-21. Ini menjadi kekalahan ketiga Greysia/Apriyani dari tiga pertemuan dengan pasangan nomor satu dunia itu.
“Sebelum masuk lapangan, kami berusaha untuk mengendalikan pikiran karena Indonesia dalam posisi tertinggal. Saya yakin, lawan lebih percaya diri karena sudah unggul. Jadi, intinya kami harus berusaha mengalahkan diri sendiri supaya tidak tertekan karena sudah tertinggal,”tutur Greysia.
“Kami sudah mencoba yang terbaik, tapi maaf banget belum bisa menang. Padahal, kami sangat ingin menyumbangkan satu poin,”lanjutnya.
Tentang hasil semifinal yang didapat Indonesia, Greysia bersyukur Tim Merah Putih bisa mendapat hasil lebih baik dibandingkan dua tahun lalu ketika tersingkir pada penyisihan grup. “Tetapi, tetap ada pekerjaan rumah untuk ke depannya. Kami harus berbenah lagi, termasuk di ganda putri,”katanya.
Hasil semifinal sama seperti yang diperoleh Indonesia pada Piala Sudirman 1997, 1999, 2003, 2009, 2011, dan 2015. Tiket final terakhir kali didapat Indonesia pada Piala Sudirman 2007 di Glasgow, Skotlandia. Ketika itu, Taufik Hidayat dan kawan-kawan kalah 0-3 dari China di final.
Semifinal menjadi hasil realistis bagi Indonesia meski tersembunyi juga ambisi membawa pulang Piala Sudirman yang baru didapat Indonesia pada penyelenggaraan pertama, 1989. Kekuatan Indonesia dan tim-tim lainnya berada di bawah China dan Jepang dengan kekuatan paling merata. Mereka memiliki pemain-pemain berperingkat tiga besar dunia di semua nomor.
Final China melawan Jepang menjadi ulangan final Piala Sudirman 2015 yang juga digelar di China. Saat itu, China juara dengan kemenangan 3-0. Jika menang lagi, China akan menjuarai kejuaraan ini untuk ke-11 kalinya, sementara Jepang untuk pertama kalinya. (IYA)