JAKARTA, KOMPAS — Dunia usaha di Tanah Air akan terus maju dan berkembang kendati ada dinamika demokrasi. Oleh karena itu, keamanan dan kebersamaan seluruh elemen mesti dijaga.
Pada 21-22 Mei, terjadi kerusuhan di beberapa tempat di Jakarta. Penanganan kerusuhan yang dinilai positif itu menimbulkan sentimen positif bagi investor.
Pada Jumat (24/5/2019), Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0,409 persen ke posisi 6.057,303. Adapun nilai tukar berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Jumat, Rp 14.451 per dollar AS.
”Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi kekuatan nomor tujuh di dunia dan pada 2045 akan menjadi kekuatan terbesar keempat di dunia,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dalam acara buka puasa Kadin Indonesia dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Menurut Rosan, proyeksi itu tidak akan tercapai jika tidak ada persatuan, kesatuan, perdamaian, dan kebersamaan.
Secara terpisah, ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menyampaikan, pemerintah dan Bank Indonesia perlu menjaga kepercayaan investor. Dengan kepercayaan itu, investor tidak akan meninggalkan pasar keuangan domestik.
”Investor juga mencermati perkembangan perang dagang Amerika Serikat dan China yang dapat memengaruhi kinerja ekspor dan perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Pertumbuhan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019 dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen. Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi itu berdasarkan eskalasi perang dagang AS-China dan konflik geopolitik di sejumlah wilayah.
Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengingatkan, upaya memperkecil risiko tekanan global bisa ditempuh melalui kerja sama internasional dengan aturan dan sistem yang jelas. Di sisi lain, investasi di bidang infrastruktur, transformasi digital, dan peningkatan keahlian sumber daya manusia penting dilakukan.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah optimistis momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga kendati tekanan global cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diupayakan 5,3 persen.
Secara terpisah, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto, di Jakarta, Jumat, menyebutkan, untuk menghindari jebakan kelas menengah dan mengurangi dampak tekanan global, pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak cukup. Motor penggerak perekonomian yang bersumber dari investasi dan ekspor tetap harus ditingkatkan.
Menurut Eko, pemerintah harus bergerak lebih cepat dan serius, antara lain untuk mendorong reindustrialisasi.