PT Surya Pertiwi Tbk, produsen perlengkapan kamar mandi saniter merek Toto, optimistis kinerja pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan 2018. Optimisme itu antara lain karena pertumbuhan ekonomi yang diprediksi stabil sehingga bisa menggairahkan bisnis properti.
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Surya Pertiwi Tbk, produsen perlengkapan kamar mandi saniter merek Toto, optimistis kinerja pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan 2018. Optimisme itu antara lain karena pertumbuhan ekonomi yang diprediksi stabil sehingga bisa menggairahkan bisnis properti.
Bisnis properti yang membaik akan mendorong bisnis perlengkapan saniter. ”Pada paruh kedua 2018, bisnis properti sudah mulai menunjukkan perbaikan. Kami berharap momentum ini bisa dilanjutkan sepanjang 2019 sehingga memicu pendapatan kami,” kata Direktur PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) Irene Hamidjaja di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Irene menambahkan, sejumlah beban sudah tak lagi ditanggung perusahaan. Ia menyebutkan, utang bank sudah dibayar menggunakan sebagian dari hasil pelepasan saham perdana. ”Sekarang kewajiban utang kami sudah berkurang sangat signifikan,” kata Irene.
Dengan utang yang sudah berkurang dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang stabil, perseroan tidak akan lagi mengalami kerugian valas, yang pada 2018 mencapai Rp 18 miliar.
”Kami juga mempunyai peluang pendapatan dari Surya Graha Pertiwi, gedung perkantoran setinggi 15 lantai. Jika pada 2018 kami hanya menyewakan selama lima bulan, tahun ini kami bisa mendapatkan sewa selama satu tahun penuh. Estimasinya, kami bisa memperoleh pendapatan sewa sebesar Rp 60 miliar per tahun,” katanya.
Investor Relations SPTO Adhi Sudargo Tasmin mengatakan, perseroan telah mengalokasikan 25 juta dollar AS untuk belanja modal. Belanja modal ini akan digunakan untuk menambah jalur produksi Surya Pertiwi Nusantara (SPN), pabrik peralatan saniter.
”Saat ini kapasitas, pabrik SPN baru 10 jalur produksi dengan kapasitas 500.000 unit per tahun. Namun, yang berproduksi baru jalur pertama, yang dimulai April 2018. Instalasi jalur kedua sedang dipercepat karena Surya Toto Indonesia akan mendapatkan lebih banyak pesanan ekspor dari Toto Ltd. Pesanan ini untuk memenuhi pasar China dan Amerika,” kata Adhi.
Menurut rencana, instalasi jalur produksi kedua ini akan selesai pada triwulan IV-2019. ”Selain untuk membangun jalur produksi, kami juga membutuhkan modal untuk perawatan. Belanja modal itu kami dapatkan 80 persen dari pinjaman perbankan dan yang 20 persen dari kas internal,” ujar Adhi.
Saat ini, Toto melayani semua kebutuhan saniter dari kelas bawah hingga atas. Namun, untuk penjualan, yang terbesar di kelas bawah dan menengah, yakni 60 persen.