Diduga Keracunan Saat Bukber, Ratusan Warga Kapuas Dirawat
Diduga keracunan makanan saat buka puasa bersama, sebanyak 290 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soemarno Sosroatmodjo di Kapuas, Kalimantan Tengah. Sampel makanan sedang diuji di laboratorium dan polisi kini tengah memeriksa lima saksi.
Oleh
SUCIPTO/JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
KAPUAS, KOMPAS – Diduga keracunan makanan saat buka puasa bersama, sebanyak 290 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soemarno Sosroatmodjo di Kapuas, Kalimantan Tengah. Sampel makanan sedang diuji di laboratorium dan polisi kini tengah memeriksa lima saksi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kapuas Suwarno Muriyat mengatakan, kejadian ini diduga dipicu makanan atau minuman yang dikonsumsi saat safari Ramadan buka puasa bersama di Masjid Nurul Istiqomah, Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak, Kamis (23/5/2019). Kegiatan rutin Pemkab Kapuas itu dihadiri sekitar 300 orang, termasuk Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat.
“Setelah kegiatan itu, peserta buka puasa bersama, termasuk bupati, mengeluh pusing, mual, muntah, buang air besar berkali-kali, dan panas tinggi,” kata Suwarno, ketika dihubungi Minggu (26/5/2019).
Peserta buka puasa bersama lantas bergiliran dibawa ke RSUD dr Soemarno Sosroatmodjo sebab keterbatasan angkutan dan akses. Dari masjid, korban dibawa menggunakan motor ke tepi Sungai Kapuas. Setelah itu, korban harus naik perahu menyeberangi Sungai Kapuas dan kemudian menempuh jalur darat sekitar 30 menit.
Polisi masih menyelidiki penyebab kasus tersebut. Sampel makanan yang dikonsumsi peserta buka puasa bersama itu sudah diserahkan ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palangkaraya.
“Polisi sedang memeriksa tiga orang juru masak, seorang pemesan makanan, dan seorang pemilik toko makanan,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kapuas Ajun Komisaris Ahmad Budi Martono.
Terus bertambah
Jumlah korban terus bertambah signifikan dari hari ke hari. Hal itu membuat Bupati Kapuas menetapkan peristiwa itu menjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan pada 24 Mei 2019. Seluruh pasien yang mengikuti kegiatan buka puasa bersama ditanggung biaya pengobatannya oleh pemerintah Kabupaten Kapuas.
Untuk merawat pasien ini, RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo juga menyediakan 6 tenda kecil dan 1 tenda besar. Pemerintah juga membangun dapur umum di rumah sakit untuk menyediakan konsumsi tambahan bagi pasien.
“Kondisi pasien berbeda-beda. Ada pasien yang butuh perawatan khusus, ada pula yang berangsur-angsur membaik. Sebanyak 102 orang sudah diperbolehkan pulang. Masih ada 188 warga yang dirawat” kata Direktur RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Agus Waluyo.
Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Apendi, mengatakan, saat ini pemerintah masih menunggu hasil laboratorium BPOM Palangkaraya. Diperkirakan hasilnya baru akan keluar minggu depan. Pemerintah juga sedang membahas dan melakukan pendataan untuk meningkatkan status KLB menjadi tanggap darurat bencana.
“Dari gejalanya, ada beberapa yang serius. Sekarang masih dalam penanganan. Kami akan rapat terkait hal itu,” ujar Apendi.
Ia mengatakan, hal ini membuat pemerintah semakin ketat mengawasi peredaran makanan di Kabupaten Kapuas. Pemerintah juga akan menyerukan kepada masyarakat agar memperhatikan aspek higienitas makanan dan minuman saat memasak. Sebab, panitia kegiatan buka puasa bersama ini adalah masyarakat sekitar.