Ombudsman Imbau Pemerintah Penuhi Ketersediaan Pangan
Anggota Ombudsman, Ahmad Alamsyah Saragih, mengimbau pemerintah untuk memenuhi ketersediaan pangan menjelang Lebaran 2019. Ini penting dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasar.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anggota Ombudsman, Ahmad Alamsyah Saragih, mengimbau pemerintah untuk memenuhi ketersediaan pangan menjelang Lebaran 2019. Ini penting dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasar.
”Paling tidak, pasokan (bahan pangan) ke pedagang lancar pada H-10 Lebaran sehingga harga tidak melonjak. Secara umum, harga beberapa komoditas yang naik menjelang Ramadhan sudah mulai turun,” kata Ahmad saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Ini dikatakan sesuai hasil inspeksi pasar yang dilakukan Ombudsman di seluruh Indonesia pada 17 Mei 2019. Ada sepuluh komoditas yang dicek ketersediaannya, antara lain beras, bawang putih, gula, daging sapi, dan daging ayam broiler.
Ada pula harga beberapa komoditas yang belum turun ke harga normal, salah satunya daging sapi lokal. Komoditas tersebut masih bertahan di harga Rp 120.000 per kilogram, sedangkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 80.000.
Ahmad mengatakan, sudah ada pasokan daging beku impor dan daging kerbau. Ini bisa digunakan untuk mengantisipasi naiknya harga daging sapi lokal.
Sementara itu, harga bawang putih kini berangsur turun. Pada awal Ramadhan, harga bawang putih menyentuh angka Rp 80.000-Rp 100.000 per kilogram. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga bawang putih pada pekan keempat Mei 2019 ada di angka Rp 45.200-Rp 42.000 per kilogram. Angka ini masih di atas HET, yakni Rp 32.000.
”Saya kira untuk special season (musim khusus seperti Lebaran), kenaikan harga masih normal. Sebab, permintaan memang melonjak saat hari raya. Yang penting adalah persediaan yang memadai dan tidak ada yang ’bermain’,” kata Ahmad.
Ia mengatakan, Ombudsman akan turun ke lapangan untuk memantau harga pangan jika diperlukan. Ini terjadi jika ada kenaikan harga yang signifikan di daerah tertentu sejak H-10 Lebaran. Namun, hingga saat ini, Ahmad belum melihat indikasi tersebut.
Saat dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menyatakan kesiapan pasokan pangan jelang Lebaran. Menurut dia, jumlah pasokan beras, khususnya di DKI Jakarta, melebihi batas stok aman, yakni 30.000 ton.
Ia mengatakan, stok beras di Pasar Induk Cipinang 47.000 ton. Food Station pun memiliki stok beras sendiri sebanyak 20.000 ton.
”Kami siap menangani permintaan ritel, warga Jakarta, dan pasar murah. Stok 20.000 ton beras sudah kami siapkan 4-6 bulan lalu,” kata Arief.
Selain beras, pihaknya juga memperhatikan stok bawang putih. Food Station telah mengajukan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) ke Kementerian Pertanian sebanyak 20.000 ton per tahun. RIPH tersebut telah disetujui dan kebutuhan administrasinya sudah diselesaikan Jumat lalu.
”Persetujuan impornya sebesar 10.000 ton. Itu kami impor dari beberapa daerah di China. Dengan disetujuinya RIPH ini, pasokan bawang putih Jakarta akan aman. Apabila Jakarta aman, maka sekitar 20 persen inflasi nasional bisa teratasi,” kata Arief.
Food Station juga harus memenuhi kewajiban tanah sebesar 5 persen dari total komoditas yang diimpor. Apabila ajuan RIPH bawang putih 20.000 ton, Food Station wajib menanam bawang putih 1.000 ton.
”Kami sudah menyediakan lahan seluas 167 hektar untuk menanam bawang putih. Satu hektar lahan bisa menghasilkan rata-rata 6 ton bawang putih,” kata Arief.
Lahan yang disediakan itu antara lain ada di Temanggung, Wonosobo, Blitar, dan Jambi. Lahan-lahan tersebut dinilai memenuhi kualifikasi untuk menanam bawang putih, antara lain berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk, dan memiliki kadar air yang cukup.