SOLO, KOMPAS — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo bersama 17 bank umum, 4 BPR dan BPR syariah, serta PT Pos Indonesia dan Perum Pegadaian menggelar pelayanan penukaran uang bersama di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Senin (27/5/2019). Jika tidak terpaksa, warga diimbau menghindari menukar uang ke jasa penukaran tak resmi karena lebih mahal dan berisiko mendapat uang palsu.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta masyarakat tidak menukarkan uang kepada jasa penukaran tidak resmi di pinggir jalan. Sebab, jika warga menukarkan uang kepada jasa penukaran tak resmi akan dikenai potongan biaya 10 persen dan berisiko mendapatkan uang palsu.
”Kalau uang ditukarkan langsung kepada pihak bank, tidak dikenai biaya 10 persen,” katanya.
Dalam pelayanan penukaran uang bersama kali ini, selama tiga hari, kami menyiapkan modal kerja penukaran uang Rp 14,5 miliar dengan estimasi jumlah penukar sekitar 3.300 orang.
Berdasarkan pantauan Kompas, sekitar 1.000 warga mengantre sejak pagi untuk menukarkan uang mereka dengan pecahan Rp 2.000-Rp 20.000. Pihak BI menyediakan tenda besar bagi warga untuk menunggu giliran. Penukaran uang dilayani menggunakan mobil kas keliling perbankan.
”Dalam pelayanan penukaran uang bersama kali ini, selama tiga hari, kami menyiapkan modal kerja penukaran uang Rp 14,5 miliar dengan estimasi jumlah penukar sekitar 3.300 orang. Jadi, setiap hari dilayani 1.100 orang,” ujar Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Taufik Amrozy di Solo, Senin.
Taufik mengatakan, penukaran uang bersama di Benteng Vastenburg dilayani BI Solo bersama 17 bank umum, 2 BPR, 2 BPR Syariah, Perum Pegadaian, dan PT Pos Indonesia. Pelayanan diadakan selama tiga hari, 27-29 Mei 2019. Setiap orang dapat menukarkan maksimal Rp 4,4 juta dengan pecahan uang kecil terdiri dari Rp 20.000 (1 bendel atau sebanyak Rp 2 juta), Rp 10.000 (1 bendel), Rp 5.000 (2 bendel), dan Rp 2.000 (2 bendel).
Menurut Taufik, peredaran uang pada bulan Ramadhan dan Lebaran selalu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. ”Kami memprediksi kebutuhan akan uang rupiah di seluruh wilayah Solo Raya (eks Karesidenan Surakarta) mencapai Rp 5,4 triliun, naik 3 persen daripada tahun sebelumnya Rp 5,2 triliun,” ujarnya.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat, kata Taufik, BI Solo bekerja sama dengan semua perbankan di Solo Raya, yaitu terdiri dari 98 bank umum, 30 BPR, 8 BPRS, 11 kantor PT Pegadaian, dan 3 Kantor Pos Indonesia dengan membuka 150 titik layanan penukaran uang. Layanan tersebut dimulai pada 13 Mei.
Titik penukaran, antara lain, di kantor-kantor bank umum dan BPR/BPRS, Kantor Pegadaian, dan Kantor Pos Indonesia, serta di halaman enam kantor pemerintah kabupaten di Solo Raya yang dilayani dengan menggunakan mobil kas keliling.
”Dari estimasi kebutuhan akan uang selama Ramadhan dan Lebaran sebesar Rp 5,4 triliun, hingga 24 Mei realisasi (penyerapan) sudah Rp 2,4 triliun. Menjelang Lebaran, penarikan uang di mesin ATM juga akan semakin meningkat,” ujar Taufik.
Salah satu warga, Ika Prasetyowati (29), warga Sawit, Boyolali, mengaku ikut menukarkan uang sebesar Rp 4,4 juta di Benteng Vastenburg. Uang yang didapat, yaitu pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000, akan diberikan kepada keponakan-keponakannya untuk fitrah atau uang saku Lebaran.
”Sudah jadi tradisi kalau Lebaran, memberi fitrah kepada anak-anak dan keponakan,” katanya.
Warga menukarkan uang kepada pihak bank dalam kegiatan pelayanan penukaran uang bersama di Benteng Vastenburg, Solo, Senin (27/5/2019). Pihak BI Solo memprediksi kebutuhan akan uang selama Ramadhan dan Lebaran 2019 di wilayah Solo Raya mencapai Rp 5,4 triliun.