CIMB Niaga Menjajaki Peminjaman Dana ke Perusahaan Rintisan
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT CIMB Niaga TBK bekerja sama dengan perusahaan modal ventura asal Singapura, Genesis Alternative Ventures, menyediakan pinjaman ke perusahaan rintisan atau start up. Mereka menyiapkan dana awal Rp 300 miliar untuk menyokong perusahaan rintisan digital di Indonesia.
Skema kerja sama ini merupakan pertama kalinya antara bank konvensional dan perusahaan modal ventura. CIMB Niaga dan Genesis menggunakan skema peminjaman modal ke perusahaan rintisan.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan, pada penandatanganan kerja sama, Senin (27/5/2019), di Jakarta, mengatakan, skema pembiayaan ini dapat menjadi alternatif bagi perusahaan rintisan yang kekurangan arus kas. Ini terutama bagi mereka yang kesulitan memenuhi kriteria tradisional pinjaman perbankan.
”Genesis sudah berhasil melakukan ini di Singapura. Perusahaan rintisan juga membutuhkan loan financing selain tentunya equity financing. Kami masuk melalui yang loan financing. Jika pendanaan hanya dari ekuitas, start up itu tentunya akan terdilusi,” ujar Tigor.
CIMB Niaga tetap akan berhati-hati dalam peminjaman. Mereka akan memilih perusahaan rintisan yang sudah berjalan 1-3 tahun dan mempunyai pasar. Mereka tidak berinvestasi pada perusahaan investasi yang bermodalkan ide.
”Bagaimana proyeksi dari segi visibilitas, industri, semangat wiraswastanya juga. Kita harus lihat semuanya yang prospeknya bagus. Setelah itu, akan ada bimbingan. Tidak hanya pendanaan,” lanjut Tigor.
Saat ini, sudah ada 2-4 perusahaan rintisan yang dilirik CIMB Niaga dan Genesis. Peminjaman ini akan dimulai pertama kali setelah hari raya Lebaran atau pertengahan Juni 2019.
Mereka lebih memprioritaskan perusahaan rintisan digital. Ini terutama yang berada di sektor mode, ritel, manufaktur, makanan, properti, kesehatan, keamanan digital, dan bisnis transportasi. Adapun tenor peminjaman berjangka 1-3 tahun, tergantung dari perusahaan masing-masing.
CIMB Niaga dan Genesis berkomitmen bahwa dana Rp 300 miliar baru awal dari kerja sama. Mereka akan segera menambah dana tersebut dalam waktu dekat setelah dana terpakai oleh perusahaan rintisan.
Pengamat ekonomi digital Heru Sutadi mengatakan, prospek peminjaman dana kepada perusahaan rintisan ini cukup besar. Skema peminjaman ini sangat potensial untuk perusahaan baru yang belum memiliki investor dan membutuhkan dana besar.
”Sebab, 2-3 tahun pertama sangat berat bagi start up. Prospeknya cara peminjaman ini bagus, sepanjang memang bunganya tidak terlampau besar,” ucap pengamat dari Indonesia ICT Institute tersebut.