Gempa bumi dengan magnitudo 8,0 mengguncang Peru, Minggu (26/5/2019) pukul 02.41, waktu setempat. Satu orang meninggal dan 18 orang lainnya terluka sebab gelombang guncangan dirasakan secara luas.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
LIMA, SENIN — Gempa bumi dengan magnitudo 8,0 mengguncang Peru, Minggu (26/5/2019) pukul 02.41, waktu setempat. Satu orang meninggal dan 18 orang lainnya terluka sebab gelombang guncangan dirasakan secara luas.
Pusat gempa bumi berada pada wilayah 75 kilometer (km) dari tenggara kota Laguna dengan perkiraan kedalaman mencapai 110-141 km. US Geological Survey dan ahli geologi fisika Peru menyatakan, gempa dengan 8,0 pada skala Richter itu berlangsung selama 2 menit. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Gelombang getaran terasa di wilayah Cekungan Amazon yang memiliki sedikit penduduk hingga ibu kota Lima dan kota lainnya. Negara tetangga Peru, Ekuador, turut merasakan gempa tersebut. Sejumlah media melaporkan getaran gempa juga mencapai Kolombia dan Venezuela.
Presiden Peru Martin Vizcarra mengatakan, gempa ini menjadi gempa bumi paling kuat yang terjadi selama 12 tahun terakhir. Gempa tersebut merobohkan rumah, merusak jalan, dan memadamkan listrik di sejumlah area.
”Ini merupakan gempa bumi yang memengaruhi seluruh hutan di Peru. Kami sedang menyiapkan jalur udara untuk memindahkan penduduk yang mengalami keadaan darurat,” kata Vizcarra.
Koordinator Pertahanan Sipil Peru Ricardo Seijas mengatakan, satu laki-laki bernama Danilo Munoz (48) meninggal karena tertimpa puing rumahnya di Kota Cajamarca. Waktu itu, Munoz sedang tidur.
Selain itu, katanya, setidaknya ada 11 orang yang terluka. Sebanyak 50 rumah di Peru ditinggalkan karena sudah tidak bisa lagi dihuni.
Adapun Wakil Presiden Ekuador Otto Sonnenholzner mengatakan, sebanyak tujuh orang terluka di negaranya. Gempa merusak sejumlah rumah dan memicu longsor. Gempa paling terasa di Yantzaza, Provinsi Zamora Chinchipe, sehingga listrik sempat padam. Namun, infrastruktur pertambangan dan minyak Ekuador tetap beroperasi secara normal.
Gempa susulan
Wali Kota Laguna Arri Pezo mengatakan, banyak penduduk keluar dari rumah dan akhirnya tinggal di jalan karena takut dengan gempa susulan. Pemerintah daerah belum dapat menaksir kerusakan karena listrik padam.
”Anda tidak dapat lari ketika gempa terjadi. Benda-benda berjatuhan,” kata Pezo.
Peru berada di jalur Cincin Api, yaitu sekitar busur garis patahan yang mengelilingi Cekungan Pasifik. Wilayah tersebut adalah tempat sebagian besar aktivitas seismik dunia terjadi. Peru menjadi rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Negara-negara di Amerika Selatan mencatat setidaknya 200 gempa bumi dapat terjadi dalam setahun. Kebanyakan gempa tidak dirasakan oleh masyarakat.
Pada Februari 2019, misalnya, gempa bumi bermagnitudo 7,5 terjadi di Ekuador dan mengguncang wilayah pantai dan Amazon di Peru bagian utara. Sebanyak sembilan orang terluka akibat bencana tersebut. (AFP/REUTERS)