Kekerasan antarkelompok masyarakat atau tawuran masih menjadi salah satu ancaman keamanan yang diwaspadai selama Ramadhan. Patroli polisi menjadi salah satu kunci pencegahan.
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekerasan antarkelompok masyarakat atau tawuran masih menjadi salah satu ancaman keamanan yang diwaspadai selama Ramadhan. Patroli polisi menjadi salah satu kunci pencegahan.
Di dekat Kampung Berlan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (26/5/2019), polisi membubarkan gerombolan pemuda yang berkumpul sejak malam. Kondisi ini berpotensi memancing konflik dengan pengguna jalan lain.
”Tidak ada bentrokan. Masyarakat kami imbau supaya pulang ke rumah masing-masing dan tidak memancing pengguna jalan. Aman,” ujar Kepala Polsek Matraman Komisaris Warsito.
Patroli gabungan mencegah tawuran warga di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu, menemukan bom molotov dan petasan.
Lurah Pejagalan Ichsan Firdaosy mengatakan, polisi yang ikut patroli mendapati sekitar delapan pemuda yang berkumpul di RW 014, dekat pos pemadam kebakaran di seberang SMP Permata Indah.
Keterangan mereka janggal karena mereka mengaku berada di sana untuk membantu mengamankan lingkungan mengingat ada kabar akan ada tawuran. Padahal, kelompok remaja ini bukan dari Pejagalan, melainkan berasal dari kelurahan tetangga, Penjaringan.
Bom molotov dan petasan ditemukan di dekat mereka, tetapi tidak ada yang mau mengaku. Untuk ”memaksa” ada yang mau berbicara, polisi mengambil kunci kontak salah satu sepeda motor yang dikendarai mereka, lalu meminta pemilik motor untuk datang ke kantor Polsek Metro Penjaringan, Polres Metro Jakarta Utara, didampingi orangtua dan pengurus RT serta RW agar memberikan keterangan.
”Setiap ada kerumunan massa, kami bubarkan karena pada waktu menjelang sahur ini sangat rawan,” tutur Ichsan.
Pada Minggu mulai pukul 02.30, sekitar 25 anggota tim patroli yang terdiri dari unsur masyarakat, pemda, TNI, dan Polri mulai berkeliling meninjau sejumlah lokasi di Duta Harapan Indah, yakni di RW 007 dan RW 017 Kelurahan Pejagalan.
Patroli gabungan juga berkeliling mengamankan Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, pada Sabtu-Minggu 25-26 Mei.
”Ini dalam rangka mendukung keamanan pada bulan Ramadhan karena di wilayah kami rentan tawuran ketika bulan Ramadhan,” ucap Lurah Koja Frimelda Novarita.
Setidaknya 20 orang terlibat dalam patroli, sebagian besar dari unsur masyarakat, seperti ketua rukun warga (RW), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), hingga petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).
Selain itu, ikut serta pula empat anggota Satpol PP serta seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Koja, Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Utara, Ajun Inspektur Satu Sunardi.
Frimelda mengatakan, sejak awal bulan puasa terdapat patroli malam khusus akhir pekan, yang dinamakan lingkar wilayah. Akhir pekan menjadi sorotan karena anak-anak dan remaja berpotensi lebih besar berkumpul pada waktu tersebut mengingat pada hari Minggu mereka biasanya libur sekolah. Berkumpulnya anak muda ini rentan menimbulkan tawuran.
Sunardi menambahkan, tim patroli menggunakan pendekatan persuasif untuk mencegah tawuran. Pada Sabtu-Minggu lalu, contohnya, mereka mengimbau warga yang berkerumun hingga larut malam agar kembali ke rumah masing-masing. ”Itu agar tidak memancing adanya gangguan keamanan,” ujarnya.
Kelurahan Koja juga meminta pengurus RW menghidupkan sistem keamanan lingkungan (siskamling).
Selain mengandalkan lingkar wilayah, Kelurahan Koja juga meminta para pengurus RW menghidupkan siskamling di wilayah masing-masing. Semua upaya tersebut, menurut Frimelda, berkontribusi menekan potensi gangguan keamanan. Sejauh ini belum ada tawuran di Kelurahan Koja sepanjang Ramadhan 1440 H.