Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir meminta semua pengurus cabang olahraga fokus menghadapi Olimpiade Tokyo 2020, bukan SEA Games Filipina 2019. Erick mengatakan, partisipasi Indonesia pada SEA Games 2019 di Filipina hanya sebagai sasaran antara untuk menuju Olimpiade 2020.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
JAKARTA — Ketua Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir meminta semua pengurus cabang olahraga fokus menghadapi Olimpiade Tokyo 2020, bukan SEA Games Filipina 2019. Erick mengatakan, partisipasi Indonesia pada SEA Games 2019 di Filipina hanya sebagai sasaran antara untuk menuju Olimpiade 2020.
”Seusai Asian Games 2018, level atlet kita sudah naik. Masyarakat pasti mengharapkan prestasi yang lebih baik di tingkat dunia, bukan hanya Asia. Oleh karena itu, pembinaan harus diarahkan untuk meraih prestasi dunia di Olimpiade 2020,” kata Erick dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Tahun lalu, di Jakarta dan Palembang, Indonesia menempati peringkat keempat Asian Games 2018 dengan raihan 98 medali, yaitu 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu. Indonesia hanya kalah dari negara-negara kuat Asia, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Dengan demikian, Indonesia sudah menempati nomor satu di Asia Tenggara.
Saat ini, kata Erick, atlet sejumlah cabang olahraga sudah bersiap menuju Olimpiade. Ada beberapa yang mulai lolos kualifikasi Olimpiade, seperti Lalu Muhammad Zohri. Erick mendorong semua pengurus cabang olahraga untuk meloloskan atlet sebanyak-banyaknya ke Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
”SEA Games hanya sasaran antara, sebagai partisipasi saja. Kami sepakat dengan usulan pemerintah, yaitu memperbanyak atlet muda di SEA Games 2019 untuk mematangkan mereka,” kata Erick.
Untuk SEA Games 2019, perbaikan prestasi dari hasil yang dicapai di Malaysia pada dua tahun silam merupakan prestasi yang bagus. ”Di SEA Games, banyak cabang olahraga kita yang tidak ada pengurusnya. Pada SEA Games, cabang olahraga selalu berubah,” katanya.
Sementara itu, untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, Indonesia tidak boleh hanya sekadar mempersiapkan sarana, tetapi juga harus menyiapkan atlet berprestasi. Erick mengatakan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengharapkan Indonesia mempersiapkan atlet-atlet yang berprestasi dunia.
”Saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden IOC Thomas Bach mengungkapkan, kita salah satu kandidat kuat tuan rumah Olimpiade 2032. Bach juga meminta prestasi olahraga kita sukses,” kata Erick.
Erick berharap para pengurus cabang olahraga menggelar berbagai kejuaraan internasional, baik untuk persiapan fasilitas maupun prestasi atletnya. Atletik dan angkat besi dapat menjadi contoh untuk menggelar seri kejuaraan dunia.
”Kita ingin punya mimpi sepak bola masuk semifinal Olimpiade. Sepak bola punya potensi karena digelar untuk usia 23 ke bawah. Kalau untuk menjadi tuan rumah piala dunia, kita rencanakan pada 2038 atau 2042. Jadi, masih sangat lama. Kita fokus Olimpiade dulu,” tutur Erick.