Qatar, Kuwait, dan Oman adalah tiga negara Arab Teluk nan kaya yang memiliki hubungan baik dengan Teheran dan tidak terlibat dalam konflik geopolitik melawan Iran. Saat ini yang terlibat konflik geopolitik sengit melawan Iran adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir.
Zarif yang berada di Irak telah bertemu Presiden Irak Barham Saleh, PM Irak Adil Abdul Mahdi, Menlu Irak Mohamed Ali al-Hakim, dan ketua parlemen Muhammad al-Halbusi. Menlu Irak Ali al-Hakim mengatakan, Irak akan memainkan peran mediasi AS-Iran. Ia mengatakan, blokade ekonomi terhadap Iran tidak bermanfaat. Saat menerima Zarif, Sabtu malam, PM Adil Abdul Mahdi menegaskan pentingnya stabilitas serta keamanan di kawasan Teluk. Hal senada ditegaskan olah Presiden Irak, Barham Saleh.
Menurut dia, pentingnya mencegah perang dan eskalasi militer di kawasan Teluk Persia. Kepada para pemimpin Irak, Zarif mengatakan, Iran ingin membangun hubungan yang setara dengan semua negara Arab Teluk.
”Iran telah mengusulkan mencapai kesepakatan tidak saling serang antara Iran dan semua negara Arab tetangga,” ungkap Zarif seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya yang berbasis di Dubai. Iran siap menangkal semua upaya menuju perang.
Al Arabiya mengatakan, Irak akan mengirim delegasi ke Arab Saudi dan Turki melobi negara itu untuk berpartisipasi aktif menurunkan ketegangan di kawasan Teluk Persia. Presiden Barham Saleh dijadwalkan akan segera mengunjungi Arab Saudi dan Turki dan Ketua Parlemen Irak, Muhammad al-Halbusi dijadwalkan segera mengunjungi AS.
Irak sebenarnya berada di posisi sulit. Baghdad disebut berada di bawah pengaruh kuat AS dan Iran sekaligus. AS adalah perancang sistem politik Irak pasca-ambruknya rezim Saddam Hussein. AS pun masih memiliki sekitar 5.000 tentara di Irak.
Di sisi lain, sekitar 17 juta dari 37 juta penduduk Irak menganut mazhab Syiah. Sejak ambruknya rezim Saddam Hussein, komunitas Syiah memegang hegemoni politik di Irak dan menjadi komunitas terbesar di negara itu. Komunitas Syiah di Irak memiliki hubungan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang kuat dengan Iran berkat persamaan mazhab.
Selain itu, di Irak juga terdapat milisi Hashid Shaabi yang adalah loyalis Iran. Mereka memiliki sekitar 150.000 personel dan dilengkapi persenjataan modern. Milisi Hashid Shaabi berpengalaman perang. Mereka menjadi ujung tombak dalam perang melawan Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), terutama saat perang mengusir NIIS dari Mosul.
Menurut Al Arabiya, kemungkinan Irak akan mengusulkan pertemuan puncak negara-negara kawasan yang melibatkan enam negara Arab Teluk serta Irak, Turki, dan Iran. Arab Saudi akan menggelar KTT Liga Arab di Mekkah akhir Mei ini menanggapi ketegangan AS-Iran.