JAKARTA, KOMPAS – PT Pertamina (Persero) menjamin ketersediaan bahan bakar minyak pada masa Ramadan hingga Lebaran 2019. Sejumlah fasilitas penunjang pun disiapkan untuk menjamin distribusi bahan bakar secara merata, baik di Tol Trans-Jawa, maupun Tol Trans-Sumatera.
Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina, Gandhi Sriwidodo, mengatakan, ada 112 terminal bahan bakar minyak (TTBM) yang siap beroperasi selama 24 jam di seluruh Indonesia. Adapun Pertamina menyiapkan 10.000 mobil tangki untuk distribusi bahan bakar.
“Kami juga menyiapkan 260 kapal yang secara reguler akan melayani distribusi BBM dari kilang ke TTBM, baik yang ada di Sabang hingga Merauke. Untuk mengantisipasi keterlambatan suplai, ada tiga tanker sapu jagat di Sumatera, Jawa, dan daerah timur (Indonesia),” kata Gandhi di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Ini disampaikan pada konferensi pers tentang kesiapan Pertamina menghadapi Ramadan-Lebaran 2019. Hadir pula dalam acara ini Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas\'ud Khamid, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra, Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (persero) Tbk Danny Praditya, dan Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.
Pertamina juga menyiapkan Kios Pertamina Siaga di 99 titik Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera. Kios ini berupa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) modular dan Kios Kemasan yang menjual Pertamax, Pertamina Dex, hingga oli. Kios ini bisa digunakan pada 29 Mei-12 Juni 2019.
Dari total 99 Kios Pertamina Siaga, sebanyak 83 kios ada di Jawa dan 16 lainnya di Sumatera. Dari 83 kios yang ada di Jawa, sebanyak 44 unit merupakan SPBU besar.
Pada kesempatan yang sama, Mas\'ud Khamid mengatakan, ada kebutuhan akan BBM diperkirakan meningkat pada minggu kedua bulan Ramadan. Kenaikannya secara nasional mencapai angka rata-rata 15 persen. Sementara itu, kebutuhan BBM di tol di Jawa Tengah, menurutnya, naik 30-40 persen dibandingkan tahun lalu. Walaupun begitu, ia menyatakan Pertamina siap memenuhi kebutuhan konsumen.
“Menurut prediksi, ada 400.000 kendaraan per hari yang harus dilayani saat puncak arus mudik. Ini untuk di tol yang ada di Jawa dan Sumatera. Sementara itu, menurut perhitungan kami, sebanyak 570.000 kendaraan bisa kami layani per hari. Persiapan kami sudah melebihi prediksi kebutuhan saat arus puncak,” kata Mas’ud.
Rencana antisipasi
Pertamina juga mengantisipasi ketersediaan bahan bakar bagi pemudik yang terjebak macet. Ada sekitar 200 motoris di Jawa dan Sumatera yang bertugas membawa bahan bakar dalam kemasan untuk pemudik.
Mas’ud mengatakan, motoris tersebut merupakan pengemudi ojek di daerah setempat yang diberdayakan. Mereka dibekali penampang untuk mengangkut BBM dalam kemasan di atas motor. Satu motor bisa mengangkur 40 liter BBM atau 4 drum berisi BBM kemasan.
“Ada 50 motoris di Jakarta, di Jawa Tengah dan Surabaya ada 60, di Ngawi ada 50. Kami siapkan pula 40 motoris di Bakauheni, Lampung. Tapi, motoris tersebut hanya bisa ditemui bila terjadi kemacetan di tol,” kata Mas’ud.
Ia menambahkan, jalur mudik alternatif seperti jalur pantai utara dan pantai selatan pun telah dipersiapkan ketersediaan bahan bakarnya. Ada sekitar 21.000 orang yang disiagakan untuk menjamin distribusi BBM dari hulu hingga hilir, yakni dari kilang minyak hingga ke tangan konsumen.
Saat dihubungi terpisah, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, ketersediaan BBM harus dipastikan bagi para pengendara. Ia menilai, adanya SPBU modular, misalnya di Tol Trans-Sumatera, cukup untuk menyediakan akses BBM kepada pemudik.
Walaupun begitu, menurutnya, pemudik pun harus mengantisipasi sendiri kecukupan bahan bakar yang dibutuhkan. Ia mengimbau para pengendara untuk selalu mengisi penuh tangki bahan bakar kendaraan sebelum masuk ke jalan tol.
“Idealnya, konsumen harus mengisi BBM dalam kondisi full tank, baik saat masuk Tol Trans-Jawa, maupun Tol-Trans Sumatera. Ini karena jarak yang ditempuh pengemudi akan panjang,” kata Tulus.