TOKYO, MINGGU— Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penundaan kesepakatan negosiasi dagang dengan Jepang. Kondisi politik Jepang jadi alasan penundaan itu. Trump mengumumkan penundaan itu di sela-sela lawatannya ke Jepang, Minggu (26/5/2019).
”Banyak kemajuan dari perundingan dagang dengan Jepang. Pertanian dan daging sapi amat berperan. Banyak hal lain harus menunggu sampai pemilu mereka (Jepang) Juli nanti dan saya menanti pemenangnya,” tulisnya di media sosial.
Ia mengunggah itu selepas bermain golf bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Daging sapi yang disinggungnya adalah impor daging dari AS ke Jepang. Daging jenis itu yang disajikan Jepang dalam bentuk burger sebagai menu makan siang Abe-Trump.
Pernyataan itu dilontarkan sehari setelah Trump mengeluhkan ketidakseimbangan neraca perdagangan AS-Jepang. Keluhan itu disampaikan di sela makan malam dengan pebisnis besar Jepang.
Selepas bermain golf, Abe tidak menampik berbicara panjang lebar dengan Trump. ”Saya bertukar pandangan secara terbuka (frank exchange of views) dengan Trump dalam situasi yang santai,” kata Abe.
Di sisi lain, keakraban dua pemimpin serta pernyataan terbaru Trump menunjukkan melunaknya sikap Trump. Ia tidak memaksakan kesepakatan dagang baru.
Sikap lunak juga ditunjukkan Trump saat menyikapi isu Korea Utara. Ia mengatakan, Korut hanya menguji coba senjata kecil. ”Saya yakin, Ketua Kim akan memegang janjinya pada saya,” kata Trump.
Tidak ada penjelasan, mengapa Trump melunak soal perjanjian dagang dengan Jepang dan nuklir Korut. Padahal, selama berbulan-bulan ia menunjukkan posisi keras.
Khawatir
Namun, dalam kesempatan berbeda, Wakil Khusus Jepang untuk G-20, Koji Tomita, justru mengkhawatirkan eskalasi perang dagang Amerika Serikat-China. Ia khawatir, isu itu akan mendominasi forum G-20 yang akan digelar Juni di Osaka, Jepang.
Tomita mengatakan, perkembangan relasi AS-China sulit ditebak. ”Kami khawatir perkembangan ini akan mendominasi perdebatan para pemimpin bulan depan,” ujarnya dalam pembukaan Forum T-20, Minggu, di Tokyo.
Forum T-20 adalah salah satu kegiatan pendahuluan sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Osaka. Ia berharap, G-20 bisa menegaskan bahwa multilateralisme adalah tentang pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. ”Kembalikan kepercayaan pada multilateralisme,” kata Tomita.