Masyarakat, pedagang, dan kepolisian sepakat menertibkan pasar tumpah di jalur pantai utara Kabupaten Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat untuk memperlancar arus mudik Lebaran.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Masyarakat, pedagang, dan kepolisian sepakat menertibkan pasar tumpah di jalur pantai utara Kabupaten Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat. Hal ini untuk memperlancar arus mudik Lebaran.
Arus mudik Lebaran di pantura diprediksi mulai berlangsung Rabu (29/5/2019). Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Indramayu telah berkoordinasi dengan masyarakat dan pedagang untuk menertibkan pasar tumpah di sepanjang jalur pantura Indramayu.
”Kami sudah sepakat dengan polisi dan dinas perhubungan. Mulai Rabu hingga tujuh hari setelah Lebaran, tidak ada lagi pedagang yang berjualan di bahu jalan. Kami juga menyiapkan petugas keamanan dan ketertiban untuk membantu polisi,” ujar Usman, Kepala Pasar Cilet, Kandanghaur, Senin (27/5/2019).
Selama ini, lanjutnya, lebih dari 20 pedagang mengokupansi bahu jalan di jalur pantura tersebut. Arus kendaraan pun kerap terhambat. Menurut Usman, pedagang dan warga setempat mendukung kelancaran arus mudik Lebaran.
Berdasarkan pemetaan Satlantas Polres Indramayu, Pasar Cilet termasuk dalam lima titik pasar tumpah yang rawan kemacetan di pantura. Pasar lainnya adalah Patrol, Eretan, Parean, dan Kertasemaya. Waktu operasi pasar ada yang dua kali seminggu dan ada pula yang setiap hari.
Kuwu (Kepala Desa) Eretan Wetan, Edi, mengatakan, Pasar Eretan pasti ditertibkan untuk arus mudik. Pedagang telah diminta tidak berjualan di bahu jalan. ”Setiap tahun selalu begini,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Patrol, Midi, memastikan puluhan pedagang yang biasanya berjualan di bahu jalan telah masuk ke dalam pasar. ”Jadi, pemudik tidak akan terganggu,” ujarnya.
Kepala Satlantas Polres Indramayu Ajun Komisaris Asep Nugraha mengatakan, setiap pasar tumpah akan dijaga oleh polisi. Pihaknya juga akan membuat satu titik penyeberangan sehingga kepadatan bisa diantisipasi. Dengan begitu, pembeli dan pedagang di pasar tetap dapat beraktivitas tanpa mengganggu arus mudik.
Pihaknya juga menyiagakan 1.509 personel gabungan yang tersebar di 25 pos pengamanan dan 94 pos pengatur lalu lintas, baik di pantura maupun tol. Sebanyak 241 dari 268 tempat putar balik bakal ditutup untuk memperlancar arus lalu lintas.
Artinya, ada beban tambahan di pantura. Ini yang kami antisipasi.
Apalagi, pemerintah menerapkan sistem lawan arah dan satu arah di jalan tol pada puncak arus mudik 30 Mei-2 Juni dan arus balik pada 8-10 Juni. Sistem satu arah diberlakukan mulai dari Kilometer 70 Tol Jakarta-Cikampek sampai dengan Kilometer 263 Tol Pejagan-Pemalang pukul 09.00-21.00.
Dengan begitu, pada arus mudik, kendaraan yang mengarah ke Jakarta tidak lagi melintasi jalan tol, tetapi beralih ke pantura. Jalur arteri selama ini menjadi tumpuan sepeda motor. ”Artinya, ada beban tambahan di pantura. Ini yang kami antisipasi," lanjut Asep.
Di Jembatan Timbang Losarang, arah ke Cirebon, tempat istirahat disiapkan khusus sepeda motor. Tempat yang dilengkapi warung, bengkel, hingga pos kesehatan itu dapat menampung hingga 1.000 sepeda motor. ”Pengendara diminta beristirahat di sana setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Polres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto memastikan empat pasar tumpah di pantura Cirebon ditertibkan H-7 Lebaran. Pasar tersebut tersebar di Tegalgubug, Palimanan, Gebang, dan Losari. Selain menyiagakan personel di titik tersebut, polisi juga memasang palang agar pedagang tidak berjualan di bahu jalan.
Sebanyak 1.591 personel gabungan disiagakan di sepanjang jalur pantura Cirebon. Polisi juga membangun 16 pos pengamanan, 1 pos utama, dan 54 pos pengaturan lalu lintas.