MONAKO, MINGGU — Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, menegaskan dominasinya pada Grand Prix Formula Satu 2019 dengan finis pertama di GP Monako, Minggu (26/5/2019). Namun, yang bersinar pada sirkuit jalan raya legendaris itu adalah para pebalap muda, khususnya Max Verstappen.
Untuk kali pertama musim ini, Hamilton tampil di bawah tekanan dan harus susah payah memenangi balapan. Ia dipaksa bertahan sepanjang lomba menyusul agresivitas Verstappen. ”Saya tidak tahu sampai kapan bisa menahannya. Adalah keajaiban jika saya bisa melakukannya,” kata Hamilton lewat sambungan radio di tengah balapan.
Insiden pecah ban mobil yang dikendadari pebalap Ferrari, Charles Leclerc, serta turunnya gerimis mengubah jalannya lomba. Balapan di sirkuit jalan raya yang nyaris tidak memberikan ruang untuk menyalip itu menjadi lebih menarik. Verstappen, yang start di posisi ketiga, melesat ke peringkat kedua dan meneror Hamilton.
Pebalap Red Bull berusia 21 tahun itu bahkan sempat menyenggol ban Hamilton di tikungan seusai terowongan Hotel Fairmont dalam upaya menyalip menjelang akhir balapan. ”Ini adalah kemenangan tersulit pada karier saya. Verstappen terus memberikan tekanan. Namun, saya bisa mengatasinya berkat spirit Niki Lauda (mantan pebalap F1 yang baru saja meninggal),” ujar Hamilton seusai balapan itu.
Kemenangan keenam beruntun Mercedes ini dipersembahkan untuk Lauda, salah satu bos dan pemilik saham tim asal Jerman itu. Penghormatan serupa dilakukan semua pebalap dengan mengheningkan cipta dan kompak memakai topi merah, aksesori kesukaan Lauda. ”Tanpanya, saya hanya satu kali juara dunia,” ujar Hamilton yang kini mendekati gelar dunia keenamnya.
Meskipun seri itu dimenangi Hamilton, Verstappen terpilih sebagai pebalap terbaik pilihan pemirsa. Nyaris juara dan rutin mengancam Hamilton, Verstappen hanya bisa disahkan finis keempat. Ia mendapat penalti 5 detik karena terlalu cepat melintas di area garasi setelah mengganti ban. Hukuman itu menjadi ”durian runtuh” bagi Sebastian Vettel.
Meskipun tampil ala kadarnya dan jarang mengancam pebalap lainya, pebalap Ferrari itu dinyatakan finis urutan kedua di belakang Hamilton. Ini adalah capaian tertinggi Vettel dan Ferrari, musim ini. Peringkat ketiga ditempati Valtteri Bottas, pebalap Mercedes lainnya. Posisi podium itu memutus rekor kemenangan satu-dua beruntun yang ditorehkan Mercedes di lima balapan sebelumnya.
Selain Verstappen, Leclerc juga menyita perhatian. Pebalap berusia 21 tahun asal Monako itu tampil sangat agresif di awal balapan. Pebalap yang start di posisi ke-15 ini mengambil risiko di sirkuit rumahnya itu. Dalam delapan lap, Leclerc menyalip tiga pebalap, naik ke posisi ke-12.
Sorot kamera televisi pun hampir selalu tertuju padanya. Keberanian Leclerc membuat jalannya balapan bertambah menarik. Sayangnya, pertunjukan heroik Leclerc tidak berlangsung lama. Ia harus masuk garasi tim dan gagal finis tidak lama setelah ban mobil Ferrari-nya menyenggol pagar pembatas saat hendak menyalip Nico Hulkenberg, pebalap Renault, di akhir putaran ke-8.
Kegagalan finis itu melengkapi derita Leclerc yang menjadi korban kesalahan taktik Ferrari pada kualifikasi, Sabtu lalu. Saat itu, Leclerc gagal melewati sesi pertama kualifikasi (Q1) karena timnya tidak mengizinkannya melakukan putaran kedua untuk memperbaiki waktu. Ferrari melakukan itu karena ingin menghemat ban kompon lunak. Strategi itu terbukti menjadi blunder yang berujung aksi nekat Leclerc di balapan, Minggu. (AFP)