Produk patin olahan asal Indonesia mulai diekspor ke Arab Saudi awal pekan ini. Ekspor perdana berupa irisan daging ikan dan stik itu direncanakan sebanyak 540 ton dengan nilai sekitar Rp 22 miliar.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produk patin olahan asal Indonesia mulai diekspor ke Arab Saudi awal pekan ini. Ekspor perdana berupa irisan daging ikan dan stik itu direncanakan sebanyak 540 ton dengan nilai sekitar Rp 22 miliar.
Ketua Bidang Budidaya Patin Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Imza Hermawan menyatakan, ekspor perdana patin olahan dilakukan bertahap oleh Puspa Agro, Surabaya. Tahap pertama ekspor patin pada 27 Mei 2019 sebanyak 3 kontainer dan tahap berikutnya 5 kontainer. Setiap kontainer memuat 21,5 ton.
”Arab Saudi merupakan negara tujuan pertama ekspor patin olahan. Ekspor antara lain untuk menu masakan jemaah haji,” kata Imza di Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Target ekspor patin olahan ke Arab Saudi mencapai 540 ton. Ekspor lanjutan akan dibicarakan dengan pihak pembeli setelah pengiriman tersebut. ”Pengiriman 8 kontainer itu akan sangat menentukan langkah ekspor ke depan,” ujarnya.
Pengiriman 8 kontainer itu akan sangat menentukan langkah ekspor ke depan.
Pemasaran produk patin olahan asal Indonesia dimulai tahun 2018 dengan tujuan ke negara-negara di Timur Tengah. Produk patin Indonesia diberi label ”Indonesian Pangasius-The Better Choice”. Nama produk patin ”Indonesian Pangasius” yang dirilis tahun lalu diharapkan menghilangkan label yang keliru selama ini, yakni irisan daging ikan patin yang lebih banyak dikenal dengan julukan irisan daging ikan dori.
Sentra bahan baku ikan patin antara lain Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. APCI menargetkan produksi patin olahan tahun ini meningkat 5 persen atau sekitar 55.000 ton.
Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Berny Achmad Subki mengemukakan, ekspor perdana produk ”Indonesian Pangasius” merupakan bentuk sinergi pemerintah, asosiasi, dan pembudidaya untuk meningkatkan daya saing patin.
Ekspor patin olahan ke Arab Saudi memenuhi beberapa kriteria, antara lain daging tidak bau lumpur dan berwarna cerah. Bahan baku untuk ekspor itu berasal dari Jawa Timur, seperti Tulungagung.
Ekspor patin olahan ke Arab Saudi memenuhi beberapa kriteria, antara lain daging tidak bau lumpur dan berwarna cerah.
Berny menambahkan, produk patin olahan merupakan komoditas kedua hasil perikanan budidaya air tawar yang diekspor. Harga produk ekspor ikan patin olahan ke Arab Saudi berkisar 2,7-3 dollar AS per kg (1 dollar AS = Rp 14.400). Sebelumnya, Indonesia juga telah mengekspor filet ikan nila.
Pemerintah juga tengah menjajaki pemasaran patin olahan ke negara lain, seperti Uni Emirat Arab dan Turki. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada triwulan I-2018 sampai dengan triwulan III-2018, produksi patin mencapai 492.000 ton. Saat ini, produk patin mengisi hampir 50 persen dari keseluruhan konsumsi irisan daging ikan di dalam negeri.