”Roger! Roger! Roger!” Teriakan itu menggema di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Perancis, Minggu (26/5/2019), saat Roger Federer melakukan pemanasan sebelum melawan petenis Italia peringkat ke-73 dunia, Lorenzo Sonego.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
Tepuk tangan meriah menyambut kembalinya Roger Federer ke Roland Garros. Federer membalasnya dengan penampilan dominan untuk memenangi babak pertama.
PARIS, MINGGU — ”Roger! Roger! Roger!” Teriakan itu menggema di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Perancis, Minggu (26/5/2019), saat Roger Federer melakukan pemanasan sebelum melawan petenis Italia peringkat ke-73 dunia, Lorenzo Sonego. Para penonton berdiri sambil bertepuk tangan saat petenis Swiss itu memasuki lapangan.
Sambutan meriah itu diberikan bahkan sebelum Federer menjalani babak pertama Grand Slam Perancis Terbuka. Sang maestro dielu-elukan karena kembali ke Roland Garros pertama kalinya sejak dikalahkan Stan Wawrinka pada babak ketiga Perancis Terbuka 2015.
”Terima kasih untuk sambutannya. Senang sekali bisa kembali ke Roland Garros dan bermain di stadion baru,” kata Federer, seusai mengalahkan Sonego, 6-2, 6-4, 6-4.
Laga Federer melawan Sonego menjadi yang paling ditunggu pada hari pertama Perancis Terbuka yang berlangsung hingga 9 Juni. Federer merasakan kerinduan tampil dalam turnamen yang memberinya gelar juara 2009, setelah tiga tahun absen.
Selama masa itu pula, petenis yang akan berusia 38 tahun pada 8 Agustus ini melewatkan semua turnamen tanah liat. Pada 2016, Federer masih tampil di Monte Carlo dan Roma Masters, tetapi hasil terbaiknya hanya perempat final. Ketika itu, dia mulai terganggu cedera punggung, diikuti cedera lutut.
Seiring bertambahnya usia, Federer memutuskan absen dari tanah liat dua musim berikutnya. Ini karena bermain di lapangan tanah liat menuntut daya tahan fisik yang tinggi. Bola yang memantul lambat dan tinggi membuat perebutan poin lebih lambat daripada lapangan rumput dan keras yang berkarakter cepat.
Menjelang tampil pada Madrid Masters, awal Mei, untuk pemanasan menuju Roland Garros, Federer mengatakan, dia tak pernah menjejakkan kakinya di lapangan tanah liat pada 2018. ”Pada 2017, saya masih bermain beberapa kali, tetapi musim lalu, jangankan untuk satu set, bermain dalam satu gim pun tidak,” katanya.
Namun, bukan tanpa alasan Federer diberi julukan ”Maestro”. Di Philippe Chatrier, Minggu, dia tampil dominan selama 1 jam 41 menit.
Servis dengan sudut lebar, backhand satu tangan, dan kelincahannya meluncur untuk mengejar bola menghasilkan 36 winner berbanding 24 untuk Sonego. Dia lima kali mematahkan servis lawan dari 11 kesempatan. Set pertama hanya berlangsung 24 menit.
”Dia lawan yang cukup berat. Itu menjadi tes yang tepat untuk saya dan saya senang bisa bermain cukup baik,” ujar Federer, yang akan berhadapan dengan Oscar Otte, petenis kualifikasi asal Jerman, pada babak kedua.
Turut lolos juga ke babak kedua Stefanos Tsitsipas, Kei Nishikori, Grigor Dimitrov, dan Garbine Muguruza. Adapun Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Serena Williams memulai penampilan, Senin.
Kerber tersingkir
Kejutan terbesar pada hari pertama adalah tersingkirnya unggulan kelima tunggal putri, Angelique Kerber. Petenis Jerman itu disingkirkan petenis Rusia berusia 18 tahun, Anastasia Potapova, 4-6, 2-6.
Kekalahan itu menambah daftar hasil buruk Kerber di Roland Garros menjadi 12 kali dari 29 pertandingan. Dibandingkan dengan tiga Grand Slam lain, persentase kemenangannya di Perancis Terbuka paling rendah, yaitu 59 persen. Di Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka, persentase kemenangannya 70-an persen.
Sejak debut pada 2007 dalam persaingan tertinggi di lapangan tanah liat itu, hasil terbaiknya hanya perempat final 2012 dan 2018. Dari 12 penampilan, lima kali tersingkir pada babak pertama, termasuk musim ini.
”Potapova bermain sangat baik, saya telah mencoba sebaik mungkin. Saya tak punya banyak persiapan dan tak berharap apa pun di sini,” ujar Kerber.
Berdasarkan status unggulan, kekalahan Kerber pada babak pertama menjadi kejutan. Namun, hasil tersebut tak mengherankan jika dilihat dari persiapannya menuju Paris.
Kerber hanya menjalani tiga pertandingan dalam dua turnamen tanah liat. Pada WTA Madrid, dia mundur dari sebelum bertanding pada babak kedua karena cedera engkel kanan.
Dengan demikian, Kerber pun gagal menciptakan ”Career Grand Slam”, yaitu mengumpulkan gelar juara dari empat Grand Slam. Petenis berusia 31 tahun itu menjuarai Australia dan AS Terbuka 2016 serta Wimbledon 2018. (AFP)