Tol Semarang-Demak Pakai Skema Ketersediaan Layanan
Proses lelang Jalan Tol Semarang-Demak telah menghasilkan pemenang dan pemerintah berencana mengumumkannya. Namun, ada usulan agar pembangunannya mendapatkan dukungan pembiayaan dari pemerintah melalui APBN.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proses lelang Jalan Tol Semarang-Demak telah menghasilkan pemenang dan pemerintah berencana mengumumkannya. Namun, ada usulan agar pembangunannya mendapatkan dukungan pembiayaan dari pemerintah melalui APBN.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, konsorsium PT PP (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi Mulia Metrical memenangi lelang tersebut. ”Saya mendapat laporan lisan mengenai pemenangnya, belum tertulis, tetapi ada usulan dukungan konstruksi dari APBN,” kata Basuki di Jakarta, akhir pekan lalu.
Tol Semarang-Demak akan dibangun sepanjang 27 kilometer, sekitar 8 kilometer di antaranya akan difungsikan sebagai tanggul laut, penahan rob di wilayah Kota Semarang yang sering menggenangi jalan nasional ataupun kawasan industri. Pembangunan tol akan menelan dana Rp 15,3 triliun.
Oleh karena berfungsi sekaligus sebagai tanggul laut, kata Basuki, pembangunannya memerlukan dukungan pemerintah melalui APBN. Pemerintah ingin agar dukungan tersebut dilaksanakan dengan skema ketersediaan layanan. Hal ini berarti badan usaha membangun terlebih dulu, pemerintah kemudian membayarnya sesuai layanan yang diberikan dalam periode tertentu.
Dengan skema itu, pembangunan dapat dilaksanakan sesuai rencana. Bagi pemerintah, beban anggarannya lebih terjangkau karena dibayar bertahap dalam jangka panjang.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, proses lelang Tol Semarang-Demak tinggal menunggu penetapan dari Menteri PUPR. ”Pemenang lelang diberi waktu untuk mencari pendanaan. Setelah itu konstruksi,” kata Danang.
Salah satu kriteria dalam lelang Tol Semarang-Demak, kata Danang, adalah dukungan konstruksi yang lebih kecil dari pemerintah. Dampaknya, peserta lelang yang meminta dukungan konstruksi terkecil yang akan menang. Adapun bagian tanggul laut akan dibiayai pemerintah.
Proses pencarian dana direncanakan paralel dengan pembebasan lahan yang akan dimulai tahun ini. Pembebasan lahan dapat dibayar langsung oleh pemerintah atau melalui skema talangan. Jika semua lancar, konstruksi tol akan dimulai tahun depan dengan masa konstruksi sekitar 1,5 tahun.
Meski demikian, Danang berharap Tol Semarang-Demak dapat mulai dibangun tahun ini. Dengan pengoperasiannya, wilayah industri yang selama ini terkena rob akan dapat dikembangkan secara maksimal.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adrian Priohutomo mengatakan, untuk proses lelang Tol Semarang-Demak, pihaknya mengajukan dukungan konstruksi dari pemerintah untuk sepanjang 14 km. Sementara, ada peserta lain yang mengajukan dukungan konstruksi lebih sedikit, yakni 10 km.
”Kami mengusulkan dukungan konstruksinya memang lebih banyak,” kata Adrian. Dalam lelang Tol Semarang-Demak, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi peserta dalam konsorsium bersama PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Brantas Abipraya (Persero).