Delapan hari menjelang Lebaran, arus penumpang di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah mulai meningkat 10-20 persen dari hari biasa yang rata-rata 12.000 orang per hari.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS – Delapan hari menjelang Lebaran, arus penumpang di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah mulai meningkat 10-20 persen dari hari biasa yang rata-rata 12.000 orang per hari. Arus penumpang diprediksi akan kian melonjak mendekati Lebaran, di antaranya pada akhir pekan terakhir sebelum Lebaran.
Dari pantauan Kompas, Terminal Tirtonadi, Solo, bus-bus Antar Kota Antar Provinsi mengalir menurunkan penumpang di bagian penurunan penumpang, tetapi belum tampak kepadatan penumpang. Koordinator Terminal Tirtonadi Solo, Joko Sutriyanto mengatakan, arus penumpang mulai meningkat, tetapi belum signifikan. “Jumlah penumpang sudah meningkat sekitar 10-20 persen dibandingkan hari-hari biasa,” katanya.
Menurut Joko, di Terminal Tirtonadi jumlah penumpang datang maupun pergi pada hari biasa rata-rata sekitar 12.000 orang per hari. Jumlah penumpang diprediksi akan melonjak signifikan mendekati Lebaran.
Pihaknya memprediksi pada puncak arus mudik, jumlah penumpang datang dan pergi di Terminal Tirtonadi sedikitnya mencapai 60.000 orang per hari. “Tahun ini banyak pemudik akan memilih bus karena harga tiket pesawat mahal dan kereta api juga terbatas,” katanya.
Joko mengatakan, untuk mencegah tindak kejahatan seperti copet, pengamanan di terminal Tirtonadi dioptimalkan. Pihaknya telah mengoperasikan 28 kamera pengawas di 28 titik untuk memantau setiap sudut terminal.
Selain itu, mengerahkan 48 anggota satuan pengamanan internal ditambah 18 polisi setiap hari. Untuk mencegah copet beraksi, pihaknya juga mendirikan tenda istirahat copet di bagian depan terminal. “Tempat istirahat copet ini sindiran untuk para copet, sekaligus mengingatkan mereka agar tidak beraksi di dalam Terminal Tirtonadi,” katanya.
Menurut Joko, pos tempat istirahat copet yang dipasang setiap arus mudik dan arus balik Lebaran sejak tahun 2016 itu gagasan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Sejak dibuka pos tempat istirahat copet, tidak ada kejadian penumpang kecopetan. “Sindiran itu mengena, jadi efektif,” ujarnya.
Secara terpisah, Kapolresta Solo Komisaris Besar Ribut Hari Wibowo mengatakan, 1.200 personel gabungan Polri dan TNI dikerahkan dalam operasi Ketupat Candi 2019 untuk pengamanan Lebaran di Solo. Pihaknya mendirikan lima pos pengamanan di tempat-tempat strategis, di antaranya di Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi. “Pos terpadu dibuka di simpang Joglo karena tahun ini diprediksi pusat kemacetan ada di Joglo,” katanya.
Menurut Ribut, pengamanan perumahan kosong juga menjadi salah satu prioritas. Polresta Solo telah membentuk tim khusus untuk berpatroli di kawasan perumahan.
Untuk menjaga keamanan di Solo, setiap malam 800 personel gabungan Polri dan TNI melakukan patroli skala besar. Patroli skala besar akan terus dilakukan hingga Lebaran selesai. “Rumah kosong sudah kami antisipasi, kami membentuk tim untuk patroli khusus mengantisipasi rumah kosong di perumahan-perumahan yang ditinggal warga,” ujarnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Solo Komisaris Busroni mengatakan, beban arus lalu lintas kendaraan pemudik menuju Solo dan sekitarnya diprediksi ada di dua titik, yaitu di pintu keluar tol Klodran dan pintu keluar tol Gondangrejo yang akan dioperasikan secara fungsional.
Arus kendaraan pemudik dari dua pintu keluar tol itu akan menyebabkan peningkatan beban arus lalu lintas di persimpangan dan perlintasan sebidang Joglo, Solo. Untuk mengantisipasi kemacetan di lokasi tersebut, kepolisian membuka posko pelayanan terpadu di Joglo.