Bursa saham Asia menanjak pada awal perdagangan, Selasa (28/5/2019), seiring kenaikan bursa Eropa pada awal pekan. Kenaikan saham-saham relatif terbatas karena situasi bursa tetap dibayangi kekhawatiran atas perlambatan perekonomian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlarut-larut.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Bursa saham Asia menanjak pada awal perdagangan, Selasa (28/5/2019), seiring kenaikan bursa Eropa pada awal pekan. Kenaikan saham-saham relatif terbatas karena situasi bursa tetap dibayangi kekhawatiran atas perlambatan perekonomian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlarut-larut.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,07 persen pada awal perdagangan. Bursa saham Australia naik 0,51 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang naik 0,41 persen. Indeks S&P 500 e-mini futures AS naik 0,14 persen menjadi 2.835,75. Keuntungan kecil itu mengikuti sesi perdagangan yang relatif tipis di Eropa pada hari Senin, sementara pasar keuangan AS ditutup karena libur.
Saham-saham otomotif Eropa menguat setelah pembuat mobil Italia-Amerika, Fiat Chrysler, mengonfirmasi telah membuat proposal ”merger transformatif” dengan Renault dalam kesepakatan yang akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Reli saham-saham di sektor itu meluas ke Asia dengan Mitsubishi Motors Corp di Jepang melesat 3,17 persen dan Nissan Motor Co naik 2,11 persen.
Hasil sementara dari pemilihan UE juga mendukung pasar setelah partai-partai pro-UE tetap memegang kekuasaan dalam pemilihan di parlemen Eropa. Indeks European STOXX 600 menanjak 0,22 persen. ”Meskipun partai-partai yang skeptis terhadap UE dan antikemapanan tidak memenangi kursi sebanyak yang diharapkan, pengaruh mereka telah meningkat secara signifikan. Ini dapat memiliki implikasi untuk warna politik posisi-posisi kunci UE,” kata Rodrigo Catril, ahli strategi senior FX di National Australia Bank.
”Komposisi parlemen juga kemungkinan memiliki implikasi pada agenda prioritas untuk reformasi Uni Eropa pada masa depan, terutama yang berkaitan dengan hal-hal seperti imigrasi, pengeluaran fiskal, dan serikat fiskal,” ujarnya.
Imbal hasil acuan 10-tahun Bund Jerman mencapai titik terendah -0,147 persen pada hari Senin. Itu adalah level terendah sejak September 2016. Imbal hasil US Treasury juga tercatat lebih rendah. Imbal hasil surat utang acuan Treasury 10-tahun di level 2,3132 persen dan imbal hasil surat utang dua tahun menyentuh 2,1766 persen.
Kekhawatiran perdagangan masih tetap tinggi dalam daftar kekhawatiran investor. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa Washington tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan Beijing, tetapi dia mengharapkan kesepakatan itu terwujud pada masa depan. Pada saat yang sama, Washington menekan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk memperbaiki posisi ketidakseimbangan perdagangan dari sisi AS.
Di pasar mata uang, posisi dollar AS naik 0,05 persen terhadap yen di 109,55, tetapi turun 0,04 persen terhadap euro. Indeks dollar AS naik 0,14 persen lebih tinggi pada level 97,754.
Di pasar komoditas, harga minyak goyah setelah naik lebih dari 1 persen pada hari Senin karena ketegangan di Timur Tengah dan pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC serta gangguan pasokan Rusia yang berlanjut setelah masalah kontaminasi yang ditemukan bulan lalu. Minyak mentah Brent turun kembali di bawah angka 70 dollar AS per barel, jatuh 0,26 persen menjadi 69,93 dollar AS per barel. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate AS tetap lebih tinggi, naik 0,72 persen di level 59,05 dollar AS per barel. (REUTERS)