Hindari Macet, Sebagian Warga Memilih Mudik Lebih Awal
Sejumlah pemudik dari Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya yang pulang ke kampung halaman menggunakan transportasi laut dan darat mulai terlihat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (28/5/2019). Mereka memilih mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan pada puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Sejumlah pemudik dari Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya yang pulang ke kampung halaman menggunakan transportasi laut dan darat mulai terlihat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (28/5/2019). Mereka memilih mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan pada puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran.
Berdasarkan pantauan Kompas, ratusan pemudik dari Jawa menuju Lampung atau daerah lain tiba di terminal kedatangan Pelabuhan Bakauheni, Selasa siang. Meski begitu, suasana di Pelabuhan Bakauheni masih lengang. Tidak ada antrean baik di terminal kedatangan, loket pembelian tiket kapal, maupun pintu masuk pelabuhan.
Purnomo (35), pemudik dari Tangerang, Banten, mengatakan, keluarganya memilih mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan saat puncak arus mudik. Tahun ini, dia memilih mudik menggunakan bus bersama istri dan dua anaknya. Mereka hendak pulang ke rumah orangtua Purnomo di Kota Metro, Lampung.
”Saya pilih mudik naik bus agar bisa beristirahat di jalan. Barang bawaan yang dibawa juga cukup banyak, tidak muat kalau pakai sepeda motor,” katanya saat ditemui di terminal kedatangan Pelabuhan Bakauheni.
Hal serupa juga dikatakan Minarni (40), pemudik asal Kota Bandar Lampung. Siang ini, dia bersama suami dan seorang anaknya hendak mudik ke Pemalang, Jawa Tengah. Dia memilih mudik lebih cepat karena arus lalu lintas dari Lampung hingga Jawa Tengah masih lengang. ”Enak mudik lebih awal, bisa santai dan tidak lelah di perjalanan,” ujarnya.
General Manager PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Pelabuhan Bakauheni Hasan Lessy menuturkan, aktivitas keberangkatan dan kedatangan pemudik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, sudah terlihat. Meski begitu, kenaikan jumlah pemudik yang melalui Pelabuhan Bakauheni belum terlalu signifikan.
Enak mudik lebih awal, bisa santai dan tidak lelah di perjalanan.
Saat hari biasa, rata-rata jumlah penumpang kapal di Pelabuhan Bakauheni sekitar 1.000 per hari. Saat ini, jumlah penumpang kapal naik menjadi 1.200-1.300 per hari.
Hasan memprediksi, puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 Lebaran. Pemudik biasanya tiba di Pelabuhan Bakauheni pada malam hari, mulai pukul 22.00 hingga pukul 03.00. Sebagian pemudik memilih beristirahat di ruang tunggu pelabuhan.
Untuk menyambut pemudik, katanya, pihaknya telah menyiapkan sejumlah fasilitas di pelabuhan, antara lain menambah loket pembelian tiket untuk penumpang tanpa kendaraan dan penumpang yang memakai kendaraan. ”Secara keseluruhan ada 51 loket tambahan yang disiapkan untuk penumpang pejalan kaki, roda dua, dan roda empat,” kata Hasan.
Selain itu, PT ASDP menyiapkan ruang tunggu yang dapat menampung hingga 1.700 orang. Petugas juga menyiapkan matras dan kasur lantai untuk penumpang yang ingin beristirahat di pelabuhan.
Meski begitu, pihaknya telah mengimbau agar pemudik yang tiba di Pelabuhan Bakauheni langsung melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan. Dia memastikan angkutan umum, seperti bus dan travel, tersedia 24 jam di pelabuhan. Selain itu, Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar juga mulai beroperasi sehingga memudahkan pemudik.
Hasan menambahkan, pihaknya menyiapkan 63 kapal roro untuk angkutan Lebaran. Saat arus mudik, hanya kapal besar berukuran di atas 5.000 GT yang akan beroperasi. Hal ini bertujuan agar jumlah pemudik yang terangkut kapal bisa lebih banyak.