Keberadaan infrastruktur yang andal mutlak diperlukan untuk mengantar pemudik tiba ke kampung dengan bahagia. Dengan pembangunan jalan tol yang tengah berlangsung, jalan arteri dan jalan non-tol lainnya masih berperan penting sehingga jangan sampai sampai diabaikan.
Guru Besar Manajemen Kontruksi Universitas Pelita Harapan Prof Manlian Ronald Simanjuntak menilai infrastruktur mudik semakin baik. Bahkan, dia menyebut pemerintah tengah melakukan inovasi di bidang infrastruktur jalan yakni pembangunan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa.
Pada tahun ini pemudik ke Sumatera sudah dapat menggunakan tol Trans Sumatera dari Lampung sampai Palembang sepanjang 363 kilometer. Meski masih ada beberapa ruas statusnya fungsional, kata Manlian pembangunan tol di Sumatera adalah terobosan pemerintah yang perlu diapresiasi.
“Bahkan pada 2024 jalan tol Sumatera terhubung sampai ke Aceh. Ini akan kita kawal agar pembangunan berjalan cepat,” kata Manlian.
Dia menambahkan, kemajuan lainnya, tol Trans Jawa sudah terhubung dari Merak, Cilegon, Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur. Sehingga semua kabupaten di Jawa dapat diakses melalui jalan tol.
“Saya pikir ini terobosan dan inovasi, pemerintah menghubungkan satu daerah dengan daerah lain. Ini luar biasa,” ujar Manlian.
Sementara jalan-jalan nontol yang melintasi provinsi dan kabupaten, kata Manlian belum sepenuhnya bagus. Selain itu banyak jalan provinsi dan kabupaten penghubung ke jalan nasional dalam keadaan rusak. Padahal jalan penghubung itu bagian dari jalur yang dipakai pemudik untuk mencapai ke rumahnya.
Manlian mengatakan, pemerintah daerah juga harus terlibat penuh menyiapkan infrastruktur di daerah. “Jangan semua dilempar ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” kata Manlian.
Berdasarkan rencana operasi Lebaran Kementerian Perhubungan tahun ini diperkirakan sebanyak 22,83 juta pemudik di Indonesia atau naik sebesar 4,14 persen dibandingkan tahun 2018. Diprediksi sebanyak 4,68 juta menggunakan bus, 6,45 juta gunakan kereta api, sebanyak 4,53 juta gunakan kapal, sebanyak 5,78 juta gunakan pesawat udara, dan sisanya menggunakan kendaraan pribadi.
“Dengan saling terhubung antar daerah, ini menjadi daya tarik bagi pemudik untuk menggunakan jalan darat,” kata Manlian.
Selain jalur darat, dia juga menyorot kesiapan infrastruktur mudik lewat udara dan laut. Kata Manlian, jalur udara masih jadi favorit bagi pemudik. Tarif tiket pesawat yang tinggi, kata dia, harus dibarengi dengan layanan berkualitas dan jaminan keamanan. Dia kurang setuju tarif penerbangan diturunkan, namun yang perlu adalah pembenahan layanan.
Sedangkan jalur laut menurutnya sudah cukup baik. Kata dia, pemerintah harus menjamin kecukupan armada supaya semua penumpang terangkut. Namun, Manlian yakin, pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi jika kekurangan armada kapal.