”Kami tetap siap melayani bangsa dan negara dalam setiap operasinya.”
Ucapan Ajun Komisaris Agus Sumarno tak terlampau jelas. Sebab, tulang maksila yang menyokong gigi pada rahang atasnya patah dalam kerusuhan 21-22 Mei dan kini masih ditangani para dokter. Giginya patah. Matanya memerah akibat terkena lemparan batu, kepalanya juga terkena serangan serupa. Tapi, terdengar semangatnya untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melayani masyarakat.
Agus masih terbaring di salah satu kamar di Rumah Sakit Bhayangkara TK 1 R Said Sukanto. Saat terjadi kerusuhan, dia bertugas di sekitar Jalan Otista, Jakarta.
Menurut Agus, saat kejadian, terdapat dua kelompok massa yang tiba-tiba berkumpul. Kendati dihalau, mereka melempari polisi dengan batu dan bom molotov. Agus pun berusaha menjaga anggotanya dan akhirnya terkena lemparan batu.
Tak hanya Agus, Ajun Komisaris Ibrahim Sadjab juga masih dirawat di Rumah Sakit Polri. Lengannya lepas dari sendi ketika massa menyerang Asrama Brimob di Petamburan, Jakarta, Selasa, 21 Mei. Tak hanya itu, alat kelaminnya juga terkena tembakan katapel.
”Kami dilempari batu, botol, molotov, mercon. Mereka juga pakai katapel,” ujar Ibrahim yang saat Asrama Brimob diserang melawan massa bersama anggotanya. Tak ada peralatan antihuru-hara di sana. Hanya helm dan rompi antipeluru serta gas air mata dan peluru karet.
Mereka memang diperintahkan untuk mengganti peluru tajam dengan peluru karet sebelum menghadapi massa. ”Tidak ada pakai peluru tajam waktu itu,” ucapnya.
Namun, massa yang beringas terus menyerang. Ketika gas air mata menipis, massa semakin mendesak. Ketika terdesak, dia pun menarik anggotanya. Ia pun terjatuh karena HT-nya jatuh sehingga ia langsung menjadi sasaran lemparan massa, sampai anggotanya menarik dan menyelamatkannya.
Kendati menceritakan pengalaman tak mengenakkan, Agus dan Ibrahim tetap tegar. Ketika Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mewakili Presiden Joko Widodo menjenguk mereka, keduanya tampak bersyukur dengan perhatian yang diberikan.
Selasa (28/5/2019) siang, Heru didampingi Kepala RS Bhayangkara TK 1 R Said Sukanto Brigadir Jenderal dr Musyafak menjenguk polisi yang menjadi korban kericuhan serta pelaku kerusuhan yang masih dirawat.
”Beliau (Presiden Joko Widodo) sudah perintah sejak ada berita anggota Polri menjadi korban untuk segera menjenguk,” ucap Heru.
Melalui Heru, Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih atas dedikasi anggota Polri dan TNI yang menjaga kegiatan 21-22 Mei di Bawaslu. Kendati mengamankan masyarakat Indonesia sudah menjadi tugas mereka, dedikasi pada tugas tetap dihargai.
Ada 60 pasien yang ditangani di RS Sukanto. Sebanyak 29 di antaranya anggota Polri, sedangkan 31 pasien lainnya adalah masyarakat.
Presiden juga mengharapkan semua cepat sembuh dan bisa segera berkumpul bersama keluarga. Salah seorang anak dari polisi korban kerusuhan menyampaikan harapan mendapatkan sepeda apabila bertemu dengan Presiden Jokowi. Heru pun segera menjanjikan untuk memberikan sepeda dari Presiden. Heru juga berterima kasih atas kerja tim dokter dari RS Polri yang menangani semua yang terluka.
Menurut Musyafak, ada 60 pasien yang ditangani di RS Sukanto. Sebanyak 29 di antaranya anggota Polri, sedangkan 31 pasien lainnya adalah masyarakat. Dari ke-29 anggota Polri yang terluka, 19 orang dirawat inap, dan kini tinggal 15 orang yang masih dirawat di rumah sakit. Adapun dari 31 peserta unjuk rasa yang terluka, saat ini tinggal 14 orang yang dirawat.
Selain korban luka, kata Musyafak, ada juga korban meninggal yang dirujuk dari rumah sakit lain. Dari RSAL Mintohardjo, terdapat satu korban meninggal. Selain itu, dari RS Pelni ada dua korban meninggal dan RS Dharmais sebanyak satu orang. Semua korban meninggal sudah diotopsi.