Ormas Islam Sumsel Tuntut Polda Sumsel Tarik Pasukan Brimob di Jakarta
Sekitar 150 orang yang datang dari organisiasi masyarakat Islam di Sumatera Selatan melakukan aksi damai di depan Markas Polda Sumsel, Selasa (28/5/2019) sore. Mereka menutut agar Polda Sumsel menarik kembali semua anggotanya yang terlibat dalam pengamanan di Jakarta serta menutut Kapolri Jenderal Tito Karnavian mundur karena dinilai gagal mengayomi masyarakat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS—Sekitar 150 orang yang datang dari organisiasi masyarakat Islam di Sumatera Selatan melakukan aksi damai di depan Markas Polda Sumsel, Selasa (28/5/2019) sore. Mereka menutut agar Polda Sumsel menarik kembali semua anggotanya yang terlibat dalam pengamanan di Jakarta serta menutut Kapolri Jenderal Tito Karnavian mundur karena dinilai gagal mengayomi masyarakat.
Ratusan orang yang hadir dalam aksi damai tersebut datang dari sejumlah organisasi Islam di Sumsel seperti Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, Forum Pembela Islam, Himpunan Mahasiswa Islam, dan Ikatan Majelis Taklim Sumsel. Mereka melakukan aksi damai depan Markas Polda Sumsel dengan pengawalan dari puluhan anggota kepolisian.
Lantunan doa dan ceramah dari para kyai, ustad, habib, dan habaib silih berganti berkumandang. Para peserta duduk dengan khusuk mendengarkan ceramah. Di dalam aksi yang mengangkat tema Aksi Solidaritas dan Doa Warga Sumsel ini, mereka melantunkan doa untuk para korban yang jatuh dalam kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 lalu.
Koordinator Aksi Donny Meilano mengatakan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas bagi para korban dalam kerusuhan di Jakarta.Seperti diketahui, delapan orang tewas dan ratusan orang luka-luka. Menurut Donny, kejadian ini sangat menyedihkan.
Aksi ini merupakan bentuk solidaritas umat Muslim terhadap jatuhnya korban dalam kerusuhan di Jakarta. Menurut Donny, delapan orang yang menyuarakan aspirasi harus kehilangan nyawa sia-sia.
Atas kejadian ini, dia menutut Kepala Polda Sumsel menarik anggota Brimob yang bertugas di Jakarta kembali ke Sumatera Selatan. Tuntutan lainnya adalah agar Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mundur dari jabatannya karena dinilai gagal mengamankan kondisi karena adanya korban tewas.
Selain itu, massa menuntut agar penegak hukum mengusut tuntas kasus ini termasuk siapa dalang dibalik penembakan dan mengemukakannya secara terbuka sebagai bentuk dari keadilan. “Kita minta agar diusut tuntas, jenis tembakan, jenis peluru, dan harus diungkap di umum,” katanya.
Menurut Donny, kemungkinan ada warga Sumatera Selatan yang datang ke Jakarta untuk bersama menyuarakan aspirasinya. “Ini merupakan bentuk dari panggilan hati nurani,” katanya. Walaupun demikian, dirinya belum mendapat kabar adanya warga Sumsel yang menjadi korban.
Hingga akhir aksi damai, para perserta aksi yang melakukan buka puasa di depan Mapolda Sumsel. Suasana kebersamaan kental terasa. Sejumlah polisi pun mengamankan aksi dengan menutup jalan sementara.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengapresiasi aksi damai ini. Dirinya berkomitmen akan menyampaikan semua usulan dari para peserta aksi ke Mabes Polri. Terkait usulan untuk menarik pasukan Brimob yang berasal dari Sumsel, lanjut Zulkarnain, pihaknya akan melakukan itu apabila situasi di Jakarta dinilai sudah aman.
Dalam membantu pengamanan di Jakarta, ungkap Zulkarnain ada sekitar 400 personel yang dikirim. Mereka sebagian besar mengamankan Kantor Bawaslu,” katanya. Walau berada di kawasan rawan, Zulkarnain mengungkapkan tidak ada petugas yang terluka. “Apabila kodisi sudah aman, maka pada 30 Mei nanti akan ditarik kembali ke Sumsel,” ucapnya.