Proyek rehabilitasi Pasar Johar Bangunan Cagar Budaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, akan mengembalikan pasar bersejarah tersebut ke bentuk semula seperti saat pertama kali dibangun 82 tahun lalu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Proyek rehabilitasi Pasar Johar Bangunan Cagar Budaya, Kota Semarang, Jawa Tengah, akan mengembalikan pasar bersejarah tersebut ke bentuk semula seperti saat pertama kali dibangun 82 tahun lalu. Hal itu tampak dari bangunan wilayah Pasar Johar utara yang sudah menghilangkan bangunan tambahan.
Inspektor Arsitektur-Manajemen Konstruksi pada proyek Revitalisasi Pasar Johar Semarang, Sriwati Purnomo, Selasa (28/5/2019), mengatakan, pengembalian pasar itu ke bentuk semula berdasarkan gambar pada 1938. Bangunan tambahan yang mengelilingi area utara dihilangkan.
Bangunan tambahan dari beton yang sebelumnya ditempel untuk menambah kapasitas pedagang telah dibongkar. ”Kami bongkar karena kami menyesuaikan dengan bentuk aslinya. Dulu, bagian paling utara pasar tertutup karena bangunan tambahan itu. Kini sudah tak ada,” katanya.
Pasar Johar didesain oleh arsitek kelahiran Belanda, Thomas Karsten, pada 1937 dan beroperasi pada 1938. Saat awal dibangun, pasar terdiri dari pasar utara (sekitar 4.500 meter persegi) dan tengah (sekitar 6.500 meter persegi). Keduanya kini merupakan cagar budaya peringkat nasional.
Sriwati menambahkan, pasar selatan dibangun 20 tahun kemudian. ”Yang direhabilitasi oleh Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) hanya utara dan tengah. Untuk selatan, kemungkinan pembangunannya akan dilakukan pemkot. Saat ini baru tiang cendawannya yang diperkuat,” ujarnya.
Selain bagian dalam, kami masih akan mengerjakan jalur pedestrian di sekeliling pasar. Ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Berdasarkan pantauan, kolom atau tiang cendawan di pasar utara dan tengah sudah diperkuat dan dicat ulang. Di utara dan tengah, masing-masing disisakan empat kolom cendawan yang otentik atau sama sekali tidak diperkuat. Menurut Sriwati, itu atas permintaan Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Sejumlah meja los dari kayu juga disiapkan di atas pulau lapak atau gundukan di lantai dasar. Adapun susunan batu andesit sudah terpasang di lantai-lantai pasar berlantai dua tersebut.
Sriwati menuturkan, saat ini, kemajuan proyek rehabilitasi Pasar Johar Bangunan Cagar Budaya (BCB) Semarang oleh Kementerian PUPR sudah mencapai 80 persen. ”Selain bagian dalam, kami masih akan mengerjakan jalur pedestrian di sekeliling pasar. Ditargetkan selesai akhir tahun ini, tetapi mudah-mudahan sudah rampung pada Oktober,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Penataan Ruang Kota Semarang M Irwansyah menuturkan, secara prinsip, pengerjaan revitalisasi Pasar Johar BCB sudah sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi. Dengan mengembalikan ke bentuk lama, diharapkan ke depan keutuhannya tetap terjaga.
Apalagi, Pasar Johar pernah dikenal sebagai pasar terbesar se-Asia Tenggara. ”Terkait hal ini saja, kita harus lebih hati-hati lagi. Jangan sampai terjadi kebakaran lagi. Pola pikir pedagang juga harus berubah sehingga dapat sama-sama merawat Pasar Johar,” ujar Irwansyah.
Ia menambahkan, pembatasan penggunaan bagi pedagang hanya pada Pasar Johar BCB. Pemkot juga membangun Pasar Johar Baru yang terdiri atas empat lantai sehingga diharapkan mampu menampung pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Johar.
”Pada awal, kami menganggarkan Rp 50 miliar. Sementara dari Kementerian PUPR Rp 170 miliar. Tahun ini, pemkot berkonsentrasi pada pembangunan alun-alun karena itu akan menjadi satu penataan kawasan konservasi. Pasar Johar BCB dan Alun-alun Kota Semarang,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Agus Riyanto Slamet mengatakan, waktu pelaksanaan revitalisasi Pasar Johar BCB pada 2019 sudah sesuai. Ia berharap, penganggaran pada 2020 serta pelaksanaannya dapat berjalan tanpa kendala dan tepat waktu.