Saat fasilitas belum memadai, warga berusaha untuk mengatasi kekurangan itu. Tenda-tenda biru di Jalan Tol Trans-Sumatera pun bermunculan karena area istirahat (rest area) resmi yang masih sementara.
Pada Senin (13/5/2019) sekitar pukul 20.00, lima sopir truk Jakarta-Lampung bersantai sembari minum kopi di salah satu deretan tenda biru itu di Kilometer 33 ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Obrolan mereka beragam, dari jalan tol baru, pungutan liar di jalan lintas timur, hingga harga onderdil.
Pemilik warung, Muksin Sulur (43), yang merupakan Warga Desa Agom, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Tengah, setia melayani pembeli hingga larut malam. ”Kami buka 24 jam, gantian dengan anak-anak saat siang,” ujarnya. Warung itu dibangun di lahan kebun jagung, tepat di pinggir jalan tol yang belum dipasangi pagar. Pengunjung bisa memarkir kendaraan di bahu jalan untuk masuk ke warung.
Tenda itu sederhana. Dindingnya terbuat dari tripleks dan spanduk bekas, beratap terpal biru. Papan kayu berukuran 3 meter x 3 meter ditempatkan di bagian belakang untuk tempat istirahat dan shalat. Juga ada toilet yang bersahaja, tetapi cukup bersih.
Muksin, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, bercerita, modal mendirikan tenda Rp 2 juta. Dengan pendapatannya dari membuka warung, modal itu telah kembali. Memasuki masa mudik 2019, belum ada tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area permanen di sepanjang Jalan Tol Trans-Sumatera dari Bakauheni hingga Palembang. Seluruhnya masih tempat istirahat sementara dengan kapasitas tak besar.
Padahal, Jalan Tol Trans-Sumatera diperkirakan akan dilewati 5.300 kendaraan dalam sehari saat arus mudik dimulai pada 29 Mei. Warung-warung tenda biru yang berdiri di tengah kebun jagung atau sawah itu menyediakan minum, ruang istirahat, dan toilet.
Tetap jualan
Muksin menilai, keberadaan tol sudah seharusnya memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar. Saat tempat istirahat permanen rampung, Muksin berniat berjualan di tempat itu. ”Selama belum dilarang, jualan saja dulu di sini,” paparnya.
Yeyen Ekawati (40), warga Pesawaran, Lampung, bahkan membuka tenda biru ramai-ramai bersama kerabatnya di dekat area tempat istirahat Kilometer 87, tak jauh dari pintu tol Natar, Lampung. Ia berharap, nantinya mendapat tempat usaha di area istirahat permanen.
Yeyen yang suaminya bekerja sebagai buruh bangunan dan petani itu ditawari membuka warung oleh pekerja di dekat lokasi warung. Kebetulan, suaminya ikut bekerja menimbun tanah di proyek jalan tol.
Yeyen awalnya hanya berjualan minuman dan mi cepat saji. Lama-kelamaan ia mencoba menjual masakan lain karena semakin banyak orang yang mampir dan menanyakan hidangan nasi. ”Sebelum buka di sini, saya punya warung di rumah. Sekarang warung di rumah ditutup, cukup ini saja,” katanya.
Ekonomi baru
Muksin dan belasan warga Desa Agom juga menggunakan lahan kebun untuk membuka warung. Harapan mereka, keberadaan jalan tol dapat menumbuhkan ekonomi di wilayah tersebut. Manto (45), sopir truk jurusan Jakarta-Lampung, mengaku terbantu dengan keberadaan tenda-tenda biru itu karena jumlah area istirahat masih sedikit.
”Untung ada warung darurat, paling tidak ada tempat beristirahat, merokok, dan ngopi. Harga barang juga murah,” ujar Manto yang kemudian dibenarkan oleh rekan-rekannya.
Kepala Cabang Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (PT Hutama Karya) Hanung Hanindito menuturkan, pengelola tol masih mengizinkan warga untuk berjualan dengan mendirikan tenda di pinggir jalan selama masa mudik ini. Mereka diharapkan bisa membantu pemudik yang membutuhkan makanan dan minuman. Menurut dia, kebijakan itu berlaku sementara waktu hingga area istirahat permanen selesai dibangun.
Nantinya, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang lolos seleksi pemerintah daerah akan mendapat tempat untuk berjualan di area istirahat resmi. Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta mengatakan, kantin-kantin di tempat istirahat permanen diutamakan untuk warga setempat. (VIO/AIN/IRE)