Ketidakpastian ekonomi global yang dapat terus menekan kondisi perekonomian di banyak negara diperkirakan akan terus berlangsung. Oleh karena itu, Indonesia harus menyiapkan terobosan strategi yang lebih konkret dan detail.
Oleh
Ferry Santoso
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketidakpastian ekonomi global yang dapat terus menekan kondisi perekonomian di banyak negara diperkirakan akan terus berlangsung. Oleh karena itu, Indonesia harus menyiapkan terobosan strategi yang lebih konkret dan detail, terutama terkait investasi, perdagangan, pengelolaan APBN, dan pengembangan industri.
Hal itu mengemuka dalam acara buka puasa bersama Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dengan tema ”Percepatan Investasi dan Ekspor untuk Mendorong Pertumbuhan yang Berkualitas” di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Hadir dalam acara itu, Ketua KEIN Soetrisno Bachir, Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta, serta anggota KEIN, antara lain Hariyadi Sukamdani, Fadhil Hasan, Hendri Saparini, dan Benny Pasaribu.
”Ketidakpastian (ekonomi) terjadi di hampir semua negara. Banyak faktor global yang tidak bisa diperhitungkan. Kita harus siap menghadapi ketidakpastian,” kata Hendri Saparini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2019 sebesar 5,07 persen secara tahunan. Pada 2018, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,17 persen secara tahunan.
Kondisi perekonomian Indonesia, seperti investasi dan perdagangan, sangat dipengaruhi kondisi global. Untuk menghadapi tekanan ekonomi global, terutama dampak perang dagang Amerika Serikat-China, perlu terobosan strategi yang lebih detail dan konkret untuk merespons perubahan dan ketidakpastian global.
Terkait strategi itu, menurut Benny Pasaribu, pemerintah dan pelaku usaha perlu fokus mengembangkan empat sektor industri yang berdampak langsung bagi masyarakat. Keempat sektor industri itu adalah industri agro, industri maritim, industri ekonomi kreatif, dan industri pariwisata.
Dalam pengembangan industri agro, lanjut Benny Pasaribu, perlu disiapkan dan ditingkatkan sumber daya manusia dari kalangan anak muda dan teknologi. Apalagi, proses regenerasi petani dari kalangan muda berjalan lambat.
”Kita harus menyiapkan sumber daya manusia. Petani muda harus masuk dengan teknologi. Itu perlu terprogram dengan baik,” katanya.
Lompatan
Soetrisno mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sudah menekankan, harus ada lompatan dan terobosan, tidak bisa bekerja dengan cara-cara yang biasa-biasa saja. Tantangan di masa mendatang, dengan penekanan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, perlu dihadapi dengan cara yang berbeda.
Oleh karena itu, kata Soetrisno, para menteri atau kabinet dalam pemerintahan mendatang perlu memiliki terobosan dalam menghadapi kondisi yang berbeda, baik kondisi di dalam negeri maupun kondisi global. (FER)