BREBES, KOMPAS — Dua hari jelang pemberlakuan sistem satu arah di tol, simulasi pemasangan sejumlah rambu dilakukan di Simpang Susun Brebes, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan untuk memudahkan proses penormalan arus di jalan tol.
Petugas Pengelola Tol Pejagan-Pemalang melakukan simulasi pemasangan rambu lalu lintas terkait pemberlakuan sistem satu arah di Simpang Susun Brebes, Selasa (28/5/2019). Sebab, Simpang Susun Brebes di Km 262 menjadi titik terakhir pemberlakuan sistem satu arah (one way) sekaligus titik penormalan jalan tol pada saat puncak arus mudik.
Saat pemberlakuan sistem satu arah, kendaraan dari arah Jakarta yang melalui jalur B (Jalur Semarang-Jakarta) akan dijadikan satu dengan kendaraan yang melalui jalur A (Jalur Jakarta-Semarang) di putaran Simpang Susun Brebes. Tak hanya itu, kendaraan dari Semarang yang akan keluar menuju Jalur Pantura juga akan diputarkan di Simpang Susun tersebut sebelum keluar dari Gerbang Tol Brebes Barat.
Kepala Cabang Operasional PT Pejagan-Pemalang Tol Road Ian Dwinanto mengatakan, rambu yang dipasang dalam simulasi tersebut antara lain pembatas jalan, reflektor, kerucut lalu lintas, dan rambu putar balik. Rambu-rambu tersebut penting untuk membatu mengarahkan pengendara, baik yang dari arah Jakarta maupun Semarang.
”Simulasi ini kami lakukan untuk menguji kesiapan kami menghadapi pemberlakuan sistem satu arah. Jika sudah ada simulasi seperti ini, kapan pun sistem satu arah diberlakukan kami siap,” ucap Ian.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan pemberlakuan sistem satu arah akan dimulai dari Km 29 Jakarta hingga Km 263 Brebes berlaku untuk empat lajur di jalur A dan B. Kemudian, pemerintah mengubah rencana pemberlakuan sistem satu arah pada empat lajur menjadi tiga lajur.
”Skenarionya adalah kendaraan dari arah Jakarta menuju Semarang bisa menggunakan tiga lajur mulai dari Km 29. Pengendara dari arah Jakarta baru bisa menggunakan empat lajur menuju Semarang mulai dari Km 70,” kata Ian.
Rencana pemberlakukan sistem satu arah ini, menurut Ian, masih sangat fleksibel, menyesuaikan kondisi di lapangan pada saat arus mudik mendatang. Sementara ini pemberlakuan sistem satu arah hanya akan berlaku pada pukul 12.00-24.00 tanggal 30 Mei-2 juni 2019.
Simulasi pantura
Tak hanya di tol, simulasi pengalihan arus juga dilakukan jalur pantura Tegal pada Selasa siang. Menurut Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Brigadir Jendral (Pol) Ahmad Luthfi, pengalihan arus di jalur pantura dilakukan untuk memecah kepadatan.
”Pertigaan Terminal Kota Tegal diprediksi menjadi salah satu titik rawan kepadatan. Pada titik itu, arus kendaraan akan dipecah,” ucap Ahmad.
Pada simulasi Selasa siang, sebagian kendaraan diarahkan menuju Jalur Lingkar Utara di sekitar Terminal Kota Tegal. Sebagian kendaraan lainnya tetap diarahkan melewati pantura sehingga beban kepadatan di jalur pantura, khususnya pada jalur Jakarta-Semarang, tidak terlalu berat.
Di jalur pantura Kota Tegal, kendaraan dari arah Semarang dan Jakarta juga diatur sedemikian rupa agar tidak bertemu. Penutupan sejumlah jalur dan pemberlakuan jalan satu arah juga mulai dilakukan di beberapa lokasi, seperti pada perempatan Maya di kawasan Mayjen Sutoyo dan Jalan Dr Soetomo yang biasanya menjadi titik pertemuan kendaraan dari arah Jakarta dan Semarang.