Sistem Satu Arah di Trans-Jawa Pertimbangkan Jalan Arteri
Penerapan rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Trans-Jawa selama arus mudik dan balik Lebaran 2019 mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain kepadatan kendaraan di jalan arteri serta kelancaran perjalanan bus yang menuju ke Jakarta.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Trans-Jawa selama arus mudik dan balik Lebaran 2019 mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain kepadatan kendaraan di jalan arteri serta kelancaran perjalanan bus yang menuju ke Jakarta. Dua faktor itulah yang menyebabkan perubahan rencana rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah di Tol Trans-Jawa.
”Jasa Marga bersama dengan Korlantas (Korps Lalu Lintas) Polri dan Kementerian Perhubungan telah menyimulasi data pada saat pemberlakuan one way (satu arah) untuk melihat kondisi jalan arterinya seperti apa,” kata Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur dalam konferensi pers, Senin (27/5/2019), di Jakarta.
Mulanya, kepolisian berencana menerapkan sistem satu arah (one way) selama 24 jam di Jalan Tol Trans-Jawa dari Kilometer 29 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kilometer 262 Jalan Tol Pejagan-Pemalang. Sistem satu arah itu akan diterapkan pada saat arus mudik, yakni 30 Mei-2 Juni 2019.
Sementara itu, saat arus balik, kepolisian awalnya berencana menerapkan sistem satu arah dari Kilometer 189 Jalan Tol Palimanan-Kanci hingga Kilometer 29 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sistem satu arah itu direncanakan diterapkan pada 8-10 Juni 2019.
Namun, rencana penerapan sistem satu arah itu mengalami perubahan. Pada Minggu (26/5/2019), Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri mengatakan, sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa akan diberlakukan mulai Km 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek sampai dengan Km 263 Jalan Tol Pejagan-Pemalang pada pukul 09.00-21.00 WIB.
Selain itu, kepolisian juga akan menerapkan sistem lawan arus (contra flow) selama arus mudik dan balik Lebaran 2019. Sistem lawan arus itu akan diberlakukan mulai Kilometer 29 sampai dengan Kilometer 61 Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 06.00 sampai 21.00 WIB. Sistem satu arah dan lawan arus akan diberlakukan pada 30 Mei-2 Juni untuk arus mudik dan 8-10 Juni 2019 untuk arus balik.
Hasil simulasi
Subakti memaparkan, hasil simulasi yang dilakukan Jasa Marga, Korlantas Polri, dan Kementerian Perhubungan menunjukkan, sejumlah ruas jalan arteri di sekitar Jakarta berpotensi mengalami kemacetan apabila sistem satu arah diberlakukan mulai Kilometer 29 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Hal ini karena saat sistem satu arah diberlakukan pada arus mudik, seluruh kendaraan dari arah timur menuju Jakarta harus melalui jalan arteri di jalur pantai utara (pantura) Jawa. Kendaraan dari timur itu juga akan bertemu dengan pengendara sepeda motor yang meninggalkan Jakarta menuju Jawa Tengah.
Berdasarkan simulasi itu, saat sistem satu arah diberlakukan mulai Kilometer 29, rasio perbandingan antara volume kendaraan dan ruas jalan (V/C ratio) di sejumlah ruas jalan arteri sekitar Jakarta ternyata lebih dari 1. ”Kalau kita hitung V/C ratio-nya itu di atas 1 rata-rata. Lebih dari 1 itu, kan, sudah sangat macet,” kata Subakti.
Faktor lain yang juga diperhitungkan adalah kelancaran perjalanan bus umum yang menuju Jakarta. Penerapan sistem satu arah dari Kilometer 29 berpotensi menghambat perjalanan bus yang akan kembali ke Ibu Kota untuk menjemput penumpang yang hendak mudik. Sebab, bus-bus yang menuju Jakarta harus melalui jalur pantura Jawa.
Berbagai faktor itulah yang akhirnya membuat rencana penerapan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa diubah dari awalnya mulai Kilometer 29 menjadi mulai Kilometer 70. ”Untuk kelancaran mereka yang akan kembali ke Jakarta, oleh Kepala Korlantas diputuskan sistem satu arah digeser mulai Kilometer 70,” ungkap Subakti.
Subakti menambahkan, untuk memperlancar perjalanan bus umum yang menuju ke Jakarta, sudah disiapkan satu lajur khusus mulai Gerbang Tol (GT) Cikampek di Kilometer 72 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Melalui lajur khusus dari GT Cikampek itu, bus-bus bisa menuju ke Jakarta melalui jalan tol meskipun saat itu sedang diberlakukan sistem satu arah menuju ke timur (dari arah Jakarta ke Jawa Tengah).
Lawan arus
Operation Management Group Head Jasa Marga, Fitri Wiyanti, meyakini, sistem lawan arus yang diberlakukan mulai Kilometer 29 hingga Kilometer 61 akan mampu memperlancar arus kendaraan di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Dengan begitu, perubahan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa diharapkan tidak menyebabkan kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek, terutama sebelum Kilometer 70 atau titik awal dimulainya sistem satu arah.
”Sistem contra flow itu kami prediksi cukup untuk melayani kendaraan yang ke luar Jakarta saat arus mudik,” kata Fitri.
Untuk mengurangi kepadatan kendaraan saat arus mudik, Asosiasi Jalan Tol Indonesia juga memberikan diskon tarif jalan tol sebesar 15 persen. Diskon itu diberlakukan di luar masa puncak arus mudik dan arus balik.
Saat arus mudik, diskon berlaku pada 27 Mei pukul 00.00 sampai 29 Mei 2019 pukul 23.59. Sementara itu, ketika arus balik, diskon berlaku mulai 10 Juni pukul 00.00 hingga 12 Juni 2019 pukul 23.59.
”Ini agar pemudik tidak menumpuk pada tanggal 30 dan 31 Mei serta 1 dan 2 Juni. Diskon 15 persen untuk Trans-Jawa itu relatif besar,” ujar Fitri.