Transaksi antarbank melalui ATM Bersama melonjak hingga 68 persen pada Ramadhan 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah transaksi masyarakat berupa penarikan uang tunai dan transfer diperkirakan makin tinggi jelang Lebaran.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transaksi antarbank melalui ATM Bersama melonjak hingga 68 persen pada bulan Ramadhan 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah transaksi masyarakat berupa penarikan uang tunai dan transfer diperkirakan semakin tinggi jelang hari raya Lebaran.
PT Artajasa Pembayaran Elektronis, pengelola jaringan ATM Bersama, mengumumkan, aktivitas transaksi perbankan masyarakat mencapai Rp 60 triliun jelang Lebaran. Jumlah transaksi itu meningkat pesat mencapai 68 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
“Volume transaksi ATM Bersama selalu mengalami kenaikan saat jelang Idul Fitri, terutama bulan Ramadhan ini. Lonjakan transaksi harian bisa mencapai 70 persen dibandingkan hari-hari sebelum Ramadhan,” kata Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena pada Selasa (28/5/2019) di Jakarta.
Artajasa memperkirakan, volume transaksi akan mencapai puncaknya pada Rabu atau Jumat mendatang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, transaksi tertinggi terjadi saat hari terakhir kerja, sepekan sebelum hari raya.
Untuk itu, lanjut Bayu, pertumbuhan jumlah transaksi saat ini bisa terus meningkat. Dia memprediksi, peningkatan transaksi pada Ramadhan keseluruhan kali ini melampaui 70 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
”Minggu ini puncak arus transaksi. Hari kerja terakhir sebelum libur mudik. Tahun lalu seminggu sebelum Lebaran. Tahun ini mungkin juga sama, tetapi terbagi ke dua hari itu. Karena, kan, Kamis libur. Kalau libur, biasa volumenya menurun,” ucap Bayu.
Menurut dia, kenaikan volume transaksi tahun ini sangat beralasan. Beberapa penyebabnya antara lain penetrasi pemilik akun bank yang naik dari 36 persen pada 2014 menjadi 49 persen pada 2019.
Sirkulasi uang pun naik karena kemudahan transfer antarbank melalui gawai. Selain itu, juga berkembangnya fitur belanja daring yang membuat masyarakat semakin mudah membeli produk yang pada akhirnya melakukan transaksi.
”Dengan kemudahan itu, bisa kapan saja dan di mana saja transaksi. Kalau transfer mau datang ke ATM, kan, kadang males. Cashless society buat potensi volume transaksi semakin tinggi,” tambah Bayu.
Lonjakan transaksi jelang Lebaran pada Jumat lalu sempat membuat sejumlah transaksi gagal. Meskipun teknologi tinggi, Artajasa mengungkapkan, tetap ada potensi kemacetan. Hal itu dipicu arus transaksi saat bersamaan yang lebih besar dari kapasitas pipeline.
Untuk menghadapi puncak transaksi, Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Artajasa Teddy Sis Herdianto mengucapkan telah mempersiapkan beberapa hal. Salah satunya persiapan sistem jaringan.
”Kami menyiapkan upgrade infrastruktur Artajasa. Dari hardware dan software juga, jaringan ke bank juga kami periksa. Kami pastikan tidak terjadi overload jaringan. Secara sistem siap. Jumat lalu, meskipun ada beberapa gagal transaksi, tetapi bisa berjalan dengan lancar,” tutur Teddy.
Selain kapasitas, Artajasa juga telah berkomunikasi dengan lebih dari 90 anggota bank yang masuk dalam ATM Bersama. ”Kalau jaringan Artajasa lancar, banknya tersendat juga tidak bisa jalan,” lanjutnya.
Salah satu yang paling dikhawatirkan Artajasa adalah masyarakat tidak bisa tarik tunai karena ATM kehabisan uang. Untuk itu, mereka menyiapkan koordinasi dengan ATM bank-bank terkait untuk tetap bisa berkomunikasi pada hari libur nanti.
Adapun jumlah uang di dalam ATM berkisar Rp 200 juta. Uang itu akan ludes dengan cepat jika 200 orang menarik tunai Rp 1.
”Di pelosok memang harus mengandalkan beberapa bank besar. Itu yang kami khawatirkan akan kehabisan uang. Kami menyarankan masyarakat pergi ke ATM yang dekat dengan kantor cabang,” ucap Teddy.