JAYAPURA, KOMPAS Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dilibatkan dalam tim gabungan dari Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua yang menyelidiki insiden kerusuhan massa yang berujung penembakan empat warga hingga tewas di Distrik Fayit, Asmat.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, investigasi dilakukan untuk menggali fakta di lapangan secara komprehensif. Sejumlah pihak akan dimintai keterangan, mulai dari anggota Koramil Fayit, pihak gereja Katolik, hingga korban dan seluruh saksi mata.
”Ada konflik dan warga yang meninggal dalam insiden ini. Patut diduga kasus ini melibatkan aparat negara. Komnas HAM akan memberikan perhatian penuh atas masalah ini,” kata Frits, Selasa (28/5/2019).
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi yang dihubungi dari Jayapura mengatakan, anggota tim investigasi gabungan berjumlah delapan orang, terdiri dari 2 anggota Satuan Hukum Kodam XVII/Cenderawasih, 2 anggota Polisi Militer Kodam XVII/Cenderawasih, 2 anggota Polda Papua, dan 2 anggota staf Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua. Tim telah berada di Fayit kemarin sore.
Pada saat yang sama, perwakilan Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke, Polda Papua, dan Bupati Asmat Elisa Kambu dijadwalkan bertemu pihak keluarga korban yang meninggal. Pertemuan membicarakan pemakaman empat warga yang meninggal tertembak anggota Koramil Fayit.
Sementara itu, keempat anggota Koramil Fayit yang terlibat dalam insiden itu telah dibawa ke Merauke berikut keluarganya. ”Keempat anggota ini akan menjalani pemeriksaan di sana. Kami berjanji memproses hukum sesuai regulasi yang berlaku,” kata Aidi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin pukul 10.30 WIT, sekitar 350 warga pendukung salah satu calon anggota legislatif menyerang rumah caleg lainnya dan Kantor Distrik Fayit. Penyerangan diduga karena tak puas dengan hasil pemilu DPRD Kabupaten Asmat.
Empat anggota TNI di Markas Koramil Fayit yang berusaha mengendalikan massa dengan melepaskan tembakan peringatan justru turut diserang. Empat prajurit itu pun membela diri dengan melepaskan tembakan ke massa sambil mencoba bertahan di Markas Koramil. Empat warga dilaporkan tewas dan satu warga luka.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, pihaknya akan menanggung seluruh biaya pemakaman korban dan biaya pengobatan warga yang terluka. Kerusuhan seharusnya bisa dicegah jika caleg menggunakan jalur yang sesuai regulasi untuk membuktikan adanya kemungkinan pengalihan suara.
Di sisi lain, ia juga meminta aparat kepolisian mengusut kasus ini. Pihak TNI juga diminta menghukum anggotanya yang terbukti menembak warga hingga meninggal. Pastor Paroki Fayit, Bavo Felndity, mengatakan, pihaknya berupaya meredam konflik dengan pendekatan kepada keluarga korban dan warga. (FLO)