Hasrat belanja tak padam kendati kerusuhan baru saja membuat resah ibukota. Menjelang lebaran ini, pesta diskon masih terus bertaburan di mana-mana, begitu menggoda bagi para pemburu diskon.
Di aula Mal Senayan City, Jakarta, Sabtu (25/5/2019) malam, ratusan anak muda memenuhi ruangan. Mereka rata-rata bergaya hypebeast: modern, modis, berpotongan sederhana tapi mahal. Iya, mahal. Harga sepotong kaus yang terlihat biasa bisa mencapai jutaan rupiah.
Malam itu adalah malam terakhir perhelatan USS Yard Sale, sebuah bazaar sepatu atau sneakers “kelas berat”. Merk-merk ternama dijual di sana, seperti Adidas Yeezy, Nike Air Jordan, dan Vans Old Skool. Ada juga pakaian dan aksesoris seperti Supreme dan A Bathing Ape (Bape). Potongan harga yang ditawarkan mencapai 70 persen.
Sebuah pojok disediakan khusus menjual sepatu-sepatu pre-loved, sebutan terkini untuk barang bekas pakai.
Walau bekas, harganya juga masih jutaan rupiah. “Skor kondisi sepatu ini sembilan per sepuluh. Artinya masih bagus," kata salah satu penjual sepatu seken, Ipin (19), menawarkan dagangannya.
Ia mengaku menjual Nike Air Jordan I Retro High miliknya itu semata-mata karena bosan. Momen menjelang lebaran ia nilai menjadi waktu yang tepat untuk menjual sepatu mahal itu dengan harga tinggi karena banyak orang belanja.
Sepatu itu berhasil dijual Ipin seharga Rp 5.350.000.Di pasaran, harga sepatu tersebut dalam kondisi baru bisa mencapai Rp 6 juta. "Ini saya jual karena sudah bosan. Nanti saya mau beli sepatu lain. Kalau bosan lagi, ya, dijual lagi,” katanya.
Barang-barang diskon memang menarik. Nyatanya, puluhan gerai di USS Yard Sale berhasil menuai omzet ratusan juta rupiah. Gerai Puma, misalnya, mencatatkan transaksi senilai Rp 150 juta di hari pertama buka diskon saja.
Jakarta begitu bertabur tawaran diskon menjelang lebaran 2019 ini. Selain USS Yard Sale, Festival Jakarta Great Sale yang digelar setahun sekali itu juga berlangsung di 82 mal dan pusat perbelanjaan 25 Mei-23 Juni 2019.
Gelaran itu juga diikuti 34 gerai Pasar Jaya Jakmart dan Mini DC, ribuan toko/retailer di pusat belanja, dan puluhan usaha kecil menengah (UKM). Target penjualan tahun ini mencapai Rp 9,5 triliun.
Belanja daring
Godaan diskon juga mengincar dari gawai-gawai cerdas warga. Menjelang Lebaran, notifikasi diskon, uang kembali,jual kilat, hinga gratis ongkos kirim juga berhamburan di dunia maya.
Ergi (23), karyawan di Jakarta, memanfaatkan musim panen diskon ini untuk berbelanja daring. Demi memanfaatkan promo, ia menunggu beberapa hari hingga kupon belanja bisa digunakan di waktu yang ditentukan.
“Kupon THR Tokopedia hanya berlaku hari ini. Tadi saya beli mouse dan mechanical keyboard (papan ketik mekanik). Pembayarannya sudah diselesaikan pukul 00.40,” kata.
Begitu kupon berlaku, Ergi langsung gerak cepat membeli dan mentransfer tagihan belanjaan. Pasalnya, stok barang yang tersisa kurang dari lima buah. Ia merasa harus cepat-cepat membeli sebelum kehabisan.
Ergi membayar Rp 700.000 kala itu. Dengan kupon, ia memperoleh uang kembali sebesar Rp 70.000l. Nilai yang cukup baginya lumayan.
Intan (27), warga Tangerang Selatan banyak mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan jilbab dan pakaian berlengan panjang jelang lebaran ini.
Ia sampai menyiapkan dua anggaran belanja, yaitu belanja langsung dan belanja daring.
Ia mengaku berusaha membatasi belanja sesuai anggaran yang ditetapkan di awal bulan.
Mendulang untung
Bagi pedagang, potongan harga sama sekali tak merugikan. Strategi itu selalu jitu untuk menangguk untung.
Meski harga dipotong, keuntungan tetap tinggi dari banyaknya orang yang berbelanja. Potogan harga pun dihitung secara tepat dan terukur.
Pedagang make-up di Instagram Dyah (26), mengatakan, permintaan riasan wajah biasanya meningkat sekitar dua minggu sebelum Lebaran.
Ia menduga karena THR dari para aparatur sipil negara (ASN) cair pada masa tersebut. Momen ini dimanfaatkan Dyah dengan strategi dagang, yakni melalui diskon 3-15 persen.
Auliana (24), desainer dan pedagang busana dari Yogyakarta mengatakan kebanjiran pesanan sejak awal bulan Ramadan. Hingga Minggu (19/5/2019), ada sekitar 300 baju yang harus segera ia rampungkan. "Saya sampai menambah empat karyawan selama Ramadhan ini," katanya.
Pedagang puding asal Samarinda, Rizky (23) menyiapkan paket khusus saat Ramadan berisi dua toples puding seharga Rp 1000.000.
Selebrasi
Pengamat media dan budaya pop Idi Subandy Ibrahim mengatakan, perilaku konsumtif cenderung muncul saat perayaan hari besar keagaamaan. Hal ini dipicu antara lain oleh selebrasi masyarakat yang merayakan hari raya. Selain itu, konsumerisme juga didukung adanya tunjangan hari raya atau THR.
Idi mengingatkan agar makna Lebaran jangan sampai tergerus oleh kemilau gemerlap diskon.
Lebaran selalu lekat dengan belanja. Sebab, bagi banyak orang, hari raya keagamaan adalah juga panggung untuk merayakan gaya hidup. Atau setidaknya momen untuk menampilkan citra diri terbaiknya. Tentunya ini niat yang baik, selama tak sampai lupa diri.