JAKARTA, KOMPAS - Operator bus diminta menyiapkan armada cadangan untuk mengantisipasi keterlambatan jadwal kedatangan bus menuju Jakarta akibat terdampak sistem satu arah Tol Trans-Jawa. Pemerintah telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan, khususnya di Jalur Pantura.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjelaskan, ada potensi kemacetan di jalur Pantura akibat diberlakukannya sistem satu arah di ruas Tol Cikarang Utama- Brebes Barat. Menurut ia, kepadatan kendaraan akan terjadi di daerah Palimanan, Losarang, dan Patrol dari arah Brebes menuju Jakarta,
"Kemacetan disebabkan karena adanya pasar tumpah dan juga kendaraan seperti bus dan truk yang tidak bisa masuk tol karena sistem satu arah. Namun, menurut perkiraan kami, kemacetan ini tidak akan sampai menghambat, jadwal kedatangan bus ke Jakarta," ucapnya di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (28/05/2019).
Namun, Budi mengakui,, Kemenhub tetap meminta para operator bus agar menyiapkan armada cadangan untuk mengantisipasi terlambatnya jadwal keberangkatan bus dari Jakarta. Jika terjadi kepadatan di jalur pantura akibat dampak dari sistem satu arah di Tol Trans-Jawa, penumpang yang hendak mudik tetap dapat terangkut dari terminal keberangkatan.
"Kami meminta agar masing-masing operator bisa menyiapkan sekitar 5-10 armada bus cadangan di sejumlah terminal," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PB Ikatan Pengusaha Muda Otobus Indonesia Kurnia Lesani Adnan mengatakan, operator bus memang sudah menyiapkan armada cadangan untuk mengantisipasi keterlambatan jadwal. Namun, para operator juga meminta sejumlah kebijakan lain agar diberlakukan rekayasa lalu lintas khusus untuk bus.
"Kalau bisa, nantinya harus ada pengawalan bus-bus yang akan melintas dari pihak kepolisian dan ada sistem contra flow di jalan tol khsusus untuk bus yang melintas," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Budi mengatakan tidak mungkin untuk mengawal bus yang jumlahnya cukup banyak selama arus mudik. Selain itu, jika dilakukan contra flow dari Brebes Barat menuju Cikarang Utama tentunya akan berbahaya bagi lalu lintas karena jaraknya perjalanan yang sangat panjang.
"Sistem contra flow bisa saja dilakukan, tetapi tidak untuk sepanjang jalan Brebes Barat-Cikarang Utama. Mungkin akan kami pecah-pecah sistem contra flownya, jika di daerah Pantura kondisinya macet total," ucapnya.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Refdi Andri mengatakan, petugas di lapangan akan menganalisa seberapa parah kemacetan yang terjadi di jalur Pantura nantinya. Menurut ia, rekayasa lalu lintas yang ada di lapangan bersifat situasional.
"Jika kemacetan sudah mencapai sekitsr 3 KM - 5 KM, mungkin bisa kami terapkan sistem contra flow maupun rekayasa lalu lintas lain. Rambu-rambu pendukung juga telah kami siapkan untuk rekayasa lalu lintas," ujarnya.
Selain itu, Budi mengatakan, di sejunlah gerbang tol kemungkinan akan terjadi kepadatan kendaraan, seperti di Gerbang Tol Pejagan dan Gerbang Tol Palimanan. Kepadatan ini terjadi karena banyaknya kendaraan yang akan keluar menuju Cirebon, Brebes, dan Pemalang.
"Saya rasa untuk di pintu tol ini tidak akan terlalu parah, karena kendaraan sudah tersebar dan banyak pilihan gerbang tol untuk keluar," ucapnya.
Sebelumnya, Corporate Communications Departemen Head PT Jasa Marga (Persero), Irra Susiyanti mengatakan, untuk akan menambah petugas untuk antisipasi kepadatan di gerbang tol.
"Petugas nantinya akan mengedarkan mesin tap uang elektronik jika terjadi kemacetan di gardu transaksi otomatis (GTO). Selain itu, kami juga menambah jumlah GTO di beberapa gerbang tol," ucapnya.