JAKARTA, KOMPAS — Sejak digelar pertama pada 1982, Festival Jakarta Great Sale atau FJGS selalu dinanti warga. Sejak 2015, FJGS makin semarak dengan keterlibatan pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya. Momentum melibatkan pasar tradisional ini diharapkan mendorong eksistensi dan popularitas pasar tradisional di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern.
Tahun 2015 hanya 10 pasar tradisional yang ikut FJGS. Tahun ini, FJGS diikuti 34 pasar milik PD Pasar Jaya, di antaranya di Jakmart yang ada di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Ke-34 pasar itu melengkapi 82 pusat perbelanjaan di Jakarta, empat hotel, serta puluhan usaha kecil dan menengah binaan Dewan Kerajinan Sosial Daerah DKI Jakarta peserta FJGS.
Staf Jakmart di Pintu Barat Blok B, Tanah Abang, Eko Prasetyo, mengatakan, program itu diberlakukan untuk produk PT Food Station Tjipinang Jaya (BUMD pangan milik DKI), seperti terigu, gula pasir, beras, dan minyak goreng.
”Setiap pembelian produk Food Station hingga Rp 100.000, pembeli berhak mendapatkan satu kupon undian FJGS,” ujar Eko, Senin (27/5/2019).
Selain itu, kata Eko, pihaknya menjual paket Lebaran dengan program beli tiga paket Rp 100.000 akan mendapat satu kupon undian. Dalam pembelian paket Lebaran dan produk Food Station, setiap transaksi tertulis keterangan pada bagian atas kuitansi FJGS 2019.
BUMD pangan Pemprov DKI Jakarta setiap tahun menjadi peserta aktif dengan komoditas utama pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
Arief Nasrudin, Direktur Utama Pasar Jaya, Sabtu (25/5/2019), mengatakan, keikutsertaan BUMD pangan dalam agenda tahunan yang berlangsung 25 Mei-23 Juni 2019 itu sebagai salah satu cara menjaga inflasi Jakarta.
Melalui gerai pangan milik BUMD pangan, juga melalui pasar-pasar tradisional yang dikelola Pasar Jaya, masyarakat bisa mendapatkan bahan kebutuhan pokok berkualitas dengan harga terjangkau.
Tahun ini, ada 18 jenis komoditas yang dijual dengan harga terjangkau. Ada minyak goreng, beras, gula pasir, tepung terigu, daging sapi frozen, ayam beku, cabai merah, juga bawang merah.
Komoditas itu dijual di 34 gerai toko milik Pasar Jaya, masuk program bazar murah.
Selain berpartisipasi dalam FJGS, ujar Arief, BUMD pangan juga hadir di Jakarta Fair/Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2019 yang sudah dimulai pada 22 Mei 2019 dan akan berakhir pada 30 Juni 2019. Di agenda tahunan itu pihak yang hadir dan berpartisipasi bukan hanya BUMD pangan. Semua BUMD DKI Jakarta serta satuan kerja perangkat daerah turut hadir.
Menjangkau semua
Alberto Ali, Kepala Bidang Informasi dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Selasa (28/5/2019), memastikan FJGS dan PRJ merupakan program tahunan untuk mendorong wisatawan datang ke Jakarta.
Dengan FJGS dan PRJ, lanjutnya, masyarakat menjadi tahu di mana bisa berbelanja dan mendapat barang berkualitas.
Menurut Alberto, dari kedua agenda itu, memang sudah terlihat segmentasi pasar yang dituju. Masyarakat menengah ke atas bisa berbelanja di agenda FJGS, kelas menengah ke bawah di PRJ. Namun, dengan ikutnya pasar tradisional di FJGS, semua lapisan masyarakat dapat dijangkau.
”Yang dirasakan dari kedua agenda itu adalah kunjungan wisatawan baik Nusantara ataupun mancanegara tumbuh. Dampak lainnya, ekonomi juga tumbuh,” kata Alberto.
Yang dirasakan dari kedua agenda itu adalah kunjungan wisatawan baik Nusantara ataupun mancanegara tumbuh. Dampak lainnya, ekonomi juga tumbuh. (Alberto Ali)
”Saat FJGS, kenaikan transaksi mencapai 30 persen. Untuk beberapa tenant (pemilik toko), kenaikannya mencapai 100 persen. Selain program lain yang kami gelar, program FJGS menambah antusias pengunjung untuk berbelanja,” kata Manajer Humas Senayan City Leonardo melalui pesan tertulis yang diterima Kompas, Selasa.
Saat FJGS, kenaikan transaksi mencapai 30 persen. Untuk beberapa tenant (pemilik toko), kenaikannya mencapai 100 persen. Selain program lain yang kami gelar, program FJGS menambah antusias pengunjung untuk berbelanja. (Leonardo)