Sepuluh Menit yang Menentukan Keselamatan Perjalanan
Keselamatan perjalanan adalah segala-galanya bagi seluruh awak bus, penumpang, dan pengguna jalan lain. Pada angkutan Lebaran 2019, sejumlah petugas memperketat pemeriksaan kelayakan bus, termasuk di Terminal Klari, Karawang, Jawa Barat.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
Keselamatan perjalanan adalah segala-galanya bagi seluruh awak bus, penumpang, ataupun pengguna jalan lain. Khusus pada arus mudik Lebaran 2019, ada orang-orang yang bekerja memastikan sejumlah penumpang angkutan darat dapat mudik dengan aman dan selamat. Pada saat banyak orang bergerak pulang kampung, mereka tetap bekerja.
Tidak seperti hari biasanya, Rabu (29/5/2019) itu, kesibukan mewarnai Terminal Klari, Karawang, Jawa Barat. Sejumlah penguji dari Dinas Perhubungan Kabupaten Karawang melakukan inspeksi keselamatan (ramp check) pada sejumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan bus antarkota dalam provinsi (AKDP).
Sejak pukul 08.30, Irwan, Endang, dan Asep memeriksa satu per satu bus sambil membawa catatan dan pulpen. ”Kami bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan keselamatan penumpang saat mudik menggunakan kendaraan ini,” kata Irwan, penguji inspeksi keselamatan Dishub Karawang.
Inspeksi dimulai. Asep bertugas memeriksa kelengkapan fasilitas keamanan di dalam bus, yakni palu pemecah kaca dan perkakas. Adapun Endang memeriksa kondisi peralatan di balik kemudi sopir.
Tangan kiri Endang yang mengenakan kaus tangan putih sigap menguji fungsi dari berbagai fitur, antara lain tekanan angin, rem tangan, kemudi, panel pembersih kaca (wiper), dan klakson. ”Ini rem tangannya, kok, kurang jalan, sulit untuk ditarik,” ujarnya.
Tak yakin dengan percobaan pertama, Endang mencoba lagi. Ia jalankan bus tersebut dengan irama maju-mundur sambil menarik tuas rem tangan. Irwan yang sedari tadi memperhatikan Endang berujar, ”Memang begitu, agak berat, tapi masih berfungsi baik.”
Tak kurang dari 15 menit, satu bus selesai diperiksa. Mereka bergeser ke armada lainnya. Bagi mereka, waktu singkat itu sangat penting untuk memastikan kendaraan yang beroperasi dalam kondisi laik jalan. ”Jika kendaraan aman dan nyaman, semoga penumpang bisa selamat di jalan,” ujarnya.
Hingga pukul 10.00, dari 20 kendaraan yang diperiksa, ada dua bus yang tidak memenuhi persyaratan. Kendaraan tersebut belum diperbolehkan beroperasi karena permasalahan pada roda ban yang permukaannya sudah halus (gundul).
Selain ban, masalah pengereman juga tak boleh luput dari perhatian. Jika rem bermasalah, Irwan tidak akan mengeluarkan izin beroperasi untuk angkutan tersebut hingga diperbaiki.
Data Kepolisian Daerah Jawa Barat, jumlah kecelakaan dalam mudik 2018 menurun dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Penumpang bus tujuan Wonosobo, Andi (32), duduk di dekat loket pembelian tiket. Sambil menunggu temannya yang belum datang, ia mengamati dari jauh para penguji itu. Belakangan ia baru mengetahui bahwa para petugas itu sedang melakukan ramp check.
Setelah dikabari bus yang akan ia tumpangi dinyatakan prima. Andi bernapas lega. ”Alhamdulillah kalau begitu. Selama perjalanan, mudah-mudahan aman,” ucapnya.
Ramp check merupakan salah satu upaya preventif untuk menekan angka kecelakaan. Berdasarkan data Kepolisian Daerah Jawa Barat, jumlah kecelakaan dalam mudik 2018 menurun dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Jika tahun 2017 kecelakaan lalu lintas mencapai 124 kejadian dan menewaskan 73 orang, setahun kemudian ada 46 orang yang meninggal dari 80 kejadian. (Kompas, 15/5/2019).
Pengecekan kendaraan itu tidak berarti tanpa diikuti dengan kondisi prima pengemudi bus. Keselamatan penumpang juga bergantung pada kondisi pengemudi dan pemilik angkutan. Tak jarang, kecelakaan disebabkan kelalaian faktor manusia.
Tak ada waktu terbuang sia-sia untuk memastikan seluruh kelayakan armada terpenuhi. Persiapan prima adalah kunci.