BOGOR, KOMPAS - Seorang ibu berusia 77 tahun, Nyai Titin, meninggal dunia dengan luka bakar 50 persen, Kamis (30/5/2019) dini hari. Rumahnya diduga dibakar seorang anaknya, AH (44).
Kepala Polsek Cibungbulang Komisaris Agus Suyandi menjelaskan, Nyai Titin memang tinggal bersama AH, satu dari tujuh anak Nyai. Rumah mereka di Kampung Warung Sabtu, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
AH seorang bujangan yang bertahun-tahun mengurus ibunya yang sakit dan lumpuh. Sebelumnya ia merawat ibunya bersama seorang adiknya. Namun, beberapa minggu ini adiknya pergi, yang ternyata tinggal bersama seorang kakaknya di kampung lain.
"AH kini dalam tahanan kami. Ia mengaku sengaja membakar rumahnya karena kesal dengan kakak-kakak dan adik-adiknya, yang tidak mau mengurus ibu mereka. Itu pengakuannya. Kami masih melakukan penyelidikan," katanya.
"AH kini dalam tahanan kami. Ia mengaku sengaja membakar rumahnya karena kesal dengan kakak-kakak dan adik-adiknya, yang tidak mau mengurus ibu mereka. Itu pengakuannya. Kami masih melakukan penyelidikan," kata Agus.
Menurut Agus, warga mengetahui rumah Nyai Titin kebakaran sekitar pukul 01.00. Warga berupaya memadamkannya. Setelah padam, mereka menemukan Nyai Titin yang tubuhnya terbakar.
Lalu, lanjut Agus, warga dan anak Nyai Titin membawa Nyai Titin ke Rumah Sakit Karyadi. Ternyata, Nyai Tintin yang mengalami luka bakar sekitar 50 persen tubuhnya, akhirnya meninggal dunia.
"Polsek mendapat laporan kebakaran rumah korban pukul 05.00. Saat kami sampai di sana, AH, yang tinggal bersama korban tidak ada. Jenazah korban sudah ada di rumah seorang anaknya, tidak jauh dari rumah korban, hanya saja lain kampung, walaupun masih satu desa," kata Agus.
Penyidikan di lokasi kebakaran, polisi menangkap ada unsur kesengajaan dalam kebakaran rumah itu. Ada juga omongan-omongan warga yang menduga rumah sengaja dibakar, katanya.
Polisi pun mencari AH yang terakhir tinggal bersama Nyai Titin. Polisi akhirnya menemukan AH pukul 07.00, dan membawanya ke kantor Polsek Cibungbulang.
"AH ditemukan tidak jauh dari rumahnya. Dia baru datang, untuk melihat rumahnya itu," katanya.
AH pun mengaku membakar rumahnya karena kesal saudara-saudaranya tidak mau mengurus ibu mereka yang sakit. Ia membakar rumah bagian belakang dimana di luarnya ada tumpukan rongsokan. Ia membakar rongsokan itu dengan mengguyurkan bensin lalu menyulutnya dengan api dari korek api kayu.
Api yang membakar rongsokan itu lalu merembet ke belakang rumah, sampai akhirnya membakar kamar dimana Nyai Titin yang lumpuh dan sakit berada.
"Jadi, apinya dari korek api kayu, bukan korek api gas. Sejauh ini kesehatan AH baik, bukan penderita gaguan jiwa. Namun, AH memang tidak pernah menikah. Ia hanya kesal dengan kakak-adiknya, yang menurutnya tidak mau merawat ibu mereka," kata Agus.
"Jadi, apinya dari korek api kayu, bukan korek api gas. Sejauh ini kesehatan AH baik, bukan penderita gaguan jiwa. Namun, AH memang tidak pernah menikah. Ia hanya kesal dengan kakak-adiknya, yang menurutnya tidak mau merawat ibu mereka," kata Agus.
Ia menambahkan, karena diduga kuat kebakaran rumah Nyai Titin adalah suatu kesengajaan dan pelakunya diketahui dan sudah ditangkap, pihaknya meminta jasad Nyai Titin untuk diautopsi. Keluarga korban mengizinkan.
"Jasad Nyai Titin kami bawa ke RSUD Ciawi untuk diautopsi. Saat ini autopsi masih berlangsung," kata Agus kemarin siang.