Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia sejak awal Mei 2019 menggelar pemusatan latihan nasional untuk ajang ASEAN Para Games Filipina 2020 di Solo, Jawa Tengah. Meski demikian, pemerintah pusat hingga kini belum mengucurkan dana pelatnas kepada NPC Indonesia.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia sejak awal Mei 2019 menggelar pemusatan latihan nasional untuk ajang ASEAN Para Games Filipina 2020 di Solo, Jawa Tengah. Meski demikian, pemerintah pusat hingga kini belum mengucurkan dana pelatnas kepada NPC Indonesia.
Pelatih Timnas Catur Indonesia Tedi Wiharto mengatakan, pelatnas cabang olahraga catur telah dimulai sejak 1 Mei 2019. Pelatnas ini diiikuti 18 atlet putra dan putri yang sebelumnya telah dinyatakan lolos proses seleksi nasional. Saat ini, latihan rutin telah digelar setiap Senin-Sabtu.
”Cabang olahraga catur akan bertanding dalam tiga kelas, yaitu tunadaksa, tunanetra total (B1) total, low vision (B1 dan B2),” katanya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/5/2019).
Sampai saat ini MoU (nota kesepahaman) dengan Menteri Pemuda dan Olahraga belum ditandatangani. Jadi, dananya (anggaran pelatnas) belum turun.
Secara terpisah, Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun mengatakan, pelatnas ASEAN para Games 2020 telah dimulai sejak 1 Mei 2019 sesuai dengan instruksi Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, setelah hampir sebulan pelatnas berjalan, kucuran anggaran dari pemerintah pusat belum turun.
”Sampai saat ini MoU (nota kesepahaman) dengan Menteri Pemuda dan Olahraga belum ditandatangani. Jadi, dananya (anggaran pelatnas) belum turun,” kata Senny.
Senny mengatakan, proses verifikasi anggaran pelatnas ASEAN Para Games 2020 telah dilakukan. Karena itu, pihaknya tidak mengetahui persis alasan belum turunnya dana pelatnas. ”Kami takutnya dari tanggal 1 Mei sampai sekarang biaya pelatnas jatuhnya nanti ke NPC,” katanya.
Menurut Senny, pelatnas ASEAN Para Games Filipina 2020 diikuti total 300 atlet putra dan putri dari 16 cabang olahraga. Pelantas direncanakan berlangsung delapan bulan terhitung sejak 1 Mei 2019.
Dari hasil verifikasi, kebutuhan total anggaran pelatnas ASEAN Para Games Filipina mencapai Rp 120 miliar. ”Belum ada kejelasan dana pelatnas kapan akan turun,” katanya.
Senny menambahkan, anggaran pelatnas diharapkan dapat segera turun untuk menutup berbagai pengeluaran. Salah satunya biaya penginapan atlet karena semua atlet sejak pelatnas dimulai sudah menginap di sejumlah hotel di Solo.
Terkait dengan belum turunnya dana pelatnas, Tedi menyerahkan hal itu kepada pengurus NPC Indonesia dan pemerintah pusat. Pelatih dan atlet akan fokus pada proses latihan.
Meski demikian, pihaknya berharap anggaran pelatnas dapat segera dicairkan karena para atlet juga membutuhkan uang saku, apalagi menjelang Lebaran.