Jalur pantai utara (pantura) Jawa mulai dipadati pemudik sepeda motor. Kepadatan kendaraan terjadi di Bekasi hingga Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu siang (29/5/2019) sampai Kamis (30/5/2019) dini hari.
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga / Dhanang David Aritonang
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Jalur pantai utara (pantura) Jawa mulai dipadati pemudik sepeda motor. Kepadatan kendaraan terjadi di Bekasi hingga Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu siang (29/5/2019) sampai Kamis (30/5/2019) dini hari.
Sejumlah pemudik sepeda motor keluar dari Jakarta dan sekitarnya melalui Jalan Raya Kalimalang. Arus lalu lintas sempat tersendat di beberapa persimpangan jalan, tetapi tidak menimbulkan kemacetan berarti.
Kemacetan hingga 150 meter terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto, Kalijaya, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pemudik sepeda motor berpapasan dengan pekerja dari Cikarang yang baru pulang kerja.
”Setiap mudik selalu seperti ini. Setelah lewat Bekasi, baru lalu lintas lancar,” ujar Hendri (30), pemudik tujuan Kuningan, Jawa Barat.
Hendri berangkat dari Cakung, Jakarta Timur, sekitar pukul 15.30. Namun, pukul 17.45, pria yang bekerja sebagai pedagang peralatan masak itu baru sampai Kalijaya, Bekasi.
”Padahal, sengaja kerja cuma setengah hari untuk menghindari macet. Tetapi, sudah lebih dari dua jam perjalanan baru sampai Kalijaya. Pada hari biasa waktu tempuh ke sini hanya satu jam,” ujarnya.
Setelah memasuki Kabupaten Karawang, lalu lintas pantura relatif lancar. Hendri memilih berangkat sore hari agar berada di perjalanan pada malam hari.
Cuaca yang tidak panas juga menjadi alasan sejumlah pemudik memilih pulang ke kampung halaman pada malam hari. ”Selain tidak macet, mudik malam hari juga lebih mendukung. Kalau siang hari, saya masih puasa dan tidak bisa makan serta minum ketika beristirahat,” ujar Ari (40), pemudik asal Bekasi.
Ari mudik bersama istri dan seorang anaknya ke Brebes melalui jalur pantura. Ia berangkat dari Bekasi pukul 17.00 sore dan tiba di Karawang sekitar pukul 18.00.
Selama perjalanan, para pemudik sepeda motor bisa memacu kendaraannya hingga kecepatan 80 kilometer per jam. Namun, pemudik perlu berhati-hati jika ada pengendara yang mengerem mendadak atau warga menyeberang jalan.
”Jika kecepatan kurang dari 80 km/jam, akan lama tiba di tujuan. Apalagi bagi pemudik sepeda motor tujuan Pemalang, Jawa Tengah, seperti saya,” ucap Yanto (34), pemudik asal Jakarta.
Ramainya jalur pantura membuat hampir semua SPBU di jalur itu dipadati pemudik sepeda motor untuk mengisi bahan bakar. Sejumlah pemudik juga beristirahat di warung dadakan yang didirikan warga di pinggir jalan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, akan ada 942.621 pemudik sepeda motor dari Jabodetabek yang mudik melalui jalur pantura. Kondisi jalur pantura berpotensi lebih lowong dari tahun-tahun sebelumnya karena sebagian besar pengendara mobil akan mudik melalui Jalan Tol Trans-Jawa.
”Oleh sebab itu, kami mengimbau agar pemudik motor tetap menjaga kecepatan mereka meski jalanan relatif lowong. Kami sarankan agar pemudik bermotor menggunakan jalur di sebelah kiri,” katanya.
Pengendara motor disarankan beristirahat setiap 3 jam perjalanan. Itu karena jika lebih dari 3 jam, konsentrasi pengendara mulai berkurang.
”Kami sudah sediakan rest area di jalur pantura dengan memanfaatkan semua jembatan timbang. Kami harap para pemudik motor bisa beristirahat di sana,” ucapnya.