Sebanyak 2.145 peserta Mudik Bareng Idul Fitri 2019 dilepas di Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kalimantan Timur, menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/5/2019). Meski terdapat awan cumulonimbus di sekitar Perairan Kotabaru, potensi tinggi gelombang dan angin kencang masih aman dilewati kapal.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 2.145 peserta Mudik Bareng Idul Fitri 2019 dilepas di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/5/2019). Meski terdapat awan cumulonimbus di sekitar Perairan Kotabaru, potensi tinggi gelombang dan angin kencang masih aman dilewati kapal.
Para pemudik itu mengikuti program mudik gratis badan usaha milik negara (BUMN) menggunakan kapal Labobar. BUMN yang terlibat adalah Pelindo, Pelni, Jasamarga, Pupuk Kaltim, Angkasa Pura, Telkom Indonesia, dan Surveyor Indonesia. Program nasional itu diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan memberi ruang bagi golongan menengah ke bawah untuk menikmati Idul Fitri di kampung halaman.
”Harapannya, bisa memberi dampak positif dan memberi kenyamanan para pemudik. Ini juga sebagai bentuk sinergisitas BUMN,” ujar General Manager Pupuk Kaltim Nur Sahid.
Program mudik bareng gratis ini memberi kesempatan bagi pendatang di Balikpapan yang tak bisa mudik lantaran tingginya harga tiket pesawat. Marwoto (58), peserta mudik bareng, nyaris tak bisa pulang kampung karena kehabisan tiket kapal laut menuju Surabaya. Selain itu, tingginya harga tiket pesawat membuatnya hampir memilih tidak pulang ke kampung halaman.
”Sebelumnya saya mudik naik pesawat karena harga tiket masih bisa terjangkau, sekitar Rp 1 juta. Kemarin saya cek, harganya sampai Rp 3 juta,” ujarnya.
Angkutan laut menjadi alternatif bagi masyarakat di Balikpapan untuk pulang kampung ke luar pulau. Harga tiket Pelni tidak lebih dari Rp 500.000 per orang. Kondisi itu menurunkan minat masyarakat menggunakan pesawat.
Menurut data di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, peminat angkutan udara di Balikpapan menurun sekitar 12 persen dari arus mudik Lebaran tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari tren pembelian tiket pesawat pada H-7 sampai H+7 Lebaran.
Menurut prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sepinggan, Balikpapan, awan cumolonimbus di sekitar Perairan Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengakibatkan gelombang tinggi dan angin kencang. Tinggi gelombang antara 1,25 meter sampai 2,5 meter. Selain itu, kondisi sinoptik di wilayah itu terdapat angin dengan kecepatan antara 2 knot dan 15 knot.
”Hal itu perlu diwaspadai, tetapi masih aman dilalui kapal Labobar. Kondisi itu berpengaruh sedikit pada kecepatan kapal melaju,” kata Kepala BMKG Balikpapan Ibnu Sulistyono.