Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerjasama dengan IndonesiaX menyelenggarakan kursus untuk warga guna meminimalkan potensi bencana. Dimulai bersamaan dengan Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni, pelatihan ini bertajuk "BNPB 101 : Keluarga Siaga Bencana".
Oleh
BANU ASTONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerjasama dengan IndonesiaX menyelenggarakan kursus untuk warga guna meminimalkan potensi bencana. Dimulai bersamaan dengan Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni, pelatihan ini bertajuk "BNPB 101 : Keluarga Siaga Bencana".
"Kesiapsiagaan dan keterampilan masyarakat, khususnya keluarga, menjadi kunci utama keselamatan menghadapi bencana," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Doni mengatakan, salah satu alasan besar di balik kursus ini adalah hasil survei pascakejadian gempa bumi Hanshin-Awaji di Jepang tahun 1995. Hasilnya, korban selamat terbesar akibat kejadian itu dipicu penyelamatan mandiri dengan 34,9 persen. Di bawahnya, selamat karena bantuan anggota keluarga (31,9 persen), selamat pertolongan teman dan tetangga (28,1 persen), selamat ditolong orang dengan posisi terdekat saat bencana (2,6 persen), dan sisanya ditolong tim penyelamat (1,7 persen).
"Hasil survei menunjukkan sebagian besar korban selamat karena dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Bukan dari tim penolong," kata Doni.
Oleh karena itu, Doni mengatakan, BNPB berkomitmen membantu masyarakat Indonesia lebih siap dan mandiri menghadapi bencana. Saat hal itu tercapai, harapannya, risiko kerusakan dan korban jiwa akibat bencana dapat diminimalkan.
Korban selamat karena dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga
Menurut Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB Agus Wibowo, IndonesiaX akan ikut berperan menggelar kursus ini. IndonesiaX selama ini berpengalaman menyediakan kursus-kursus di platform berbasis dalam jaringan (daring) yang dapat diakses secara gratis seluruh masyarakat Indonesia. Kursus ini akan berlangsung 1 Juni 2019 hingga 7 Juli 2019.
Setelah mendaftarkan diri melalui situs IndonesiaX, peserta nantinya dapat memilih empat tema yang ditawarkan. Setiap pertemuan dilakukan seminggu sekali. Tema-tema itu adalah pendahuluan tentang konsep, jenis dan karakteristik bencana, memahami dan menemukenali potensi ancaman bencana di sekitar kita, menyusun rencana kesiapsiagaan keluarga untuk menghadapi bencana, dan mitigasi praktis bencana gempabumi, banjir, serta kebakaran.
Dalam setiap tema, Agus mengatakan, peserta akan didampingi instruktur yang sudah berpengalaman. Selain Agus sebagai koordinator instruktur, kursus ini akan diisi Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja, Sekretaris Jendral Jakarta Rescue Fitriana Suprapti, widyaiswara di Pusdiklat PB BNPB Theodora Eva Yuliana Aritonang, dan widyaiswara Pusdiklat PB BNPB Apriyuanda Bayu Pradana.